Minggu, 06 April 2008


Allohumma sholi 'ala Muhammad wa Aalih Muhammad.

Nabi Muhammad saww

Muhammad Rasulullah SAWW

a. Biografi Singkat Muhammad SAWW

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Manaf dilahirkan di kota Makkah. Abdullah, ayahnya meninggal dunia sebelum ia dilahirkan. Ketika ia berusia enam tahun, ibunya tercinta juga harus meninggalkan dunia fana ini.

Akhirnya ia dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib hingga berusia delapan tahun. Setelah Abdul Muthalib meninggal dunia, ia tinggal bersama pamannya, Abu Thalib. Selama tinggal bersama Abu Thalib, perilakunya mendapat perhatian penduduk sekitar, dan tidak lama berselang ia telah mendapat tempat di hati mereka. Berbeda dengan anak-anak sebayanya yang selalu mengurai rambut dan tidak menatanya dengan rapi, ia selalu menata rambutnya dengan rapi dan membersihkan wajahnya layaknya orang dewasa. Ia tidak pernah rakus terhadap makanan. Teman-teman sebayanya --sebagaimana layaknya kebiasaan anak-anak kecil-- selalu makan dengan tergesa-gesa, dan kadang-kadang mereka berebutan makanan. Ia selalu mencukupkan diri dengan sedikit makanan dan menahan diri dari sifat tamak.

Dalam setiap situasi dan kondisi, ia selalu menunjukkan sikap berwibawa.

Setelah bangun dari tidur, kadang-kadang ia pergi ke sumur Zamzam dan minum darinya beberapa teguk. Ketika matahari sudah menginjak tinggi dan ia dipanggil untuk sarapan, ia hanya berkata: "Aku tidak merasa lapar".

Ia tidak pernah mengucapkan lapar atau haus, baik ketika ia masih kecil mau pun sesudah dewasa.

Pamannya, Abu Thalib selalu menidurkannya di sampingnya. Ia pernah berkata: "Aku tidak pernah mendengar kata-kata bohong keluar dari mulutnya dan tidak pernah melihat kelakuan tak layak dan tertawa tidak senonoh darinya".

Ia tidak menyukai alat-alat mainan, selalu menyendiri dan rendah hati.

Pada usia tiga belas tahun, ia menemani Abu Thalib berdagang ke Syam (Syiria sekarang). Dalam perjalanan inilah keagungan jiwa dan sifat amanahnya teruji.

Pada usia dua puluh lima tahun ia menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.

Di kalangan masyarakat Makkah, Muhammad SAWW dikenal sebagai orang yang amanah dan jujur. Oleh karena itu, mereka memanggilnya Muhammad Al-Amin (yang terpercaya). Pada usia dua puluh lima tahun ini dengan menempatkan Hajarul Aswad di tempatnya semula dan mencegah terjadinya perang antar kabilah Makkah, ia telah membuktikan keahliannya dalam manajemen, dan dengan ikut serta dalam perjanjian Hilful Fudhul ia telah membuktikan kecintaannya terhadap persatuan insani.

Kesucian, kejujuran, menjauhkan diri dari segala bentuk syirik dan menyembah berhala, tidak peduli dengan gemerlapnya dunia dan selalu merenungkan ciptaan yang maha agung ini adalah poin yang telah membedakannya dari yang lainnya.

Pada usia empat puluh tahun, ia diangkat menjadi nabi dan selama tiga tahun ia berdakwah secara diam-diam di kota Makkah. Setelah masa tiga tahun ini berlalu dan ayat yang berbunyi: "Berilah peringatan kepada keluarga dekatmu" turun, ia mulai melakukan dakwah dengan terang-terangan dan memulai hal itu dari keluarga dekatnya sendiri. Setelah itu, ia menggo-internasionalkan dakwah untuk bertauhid, meninggalkan syirik dan menyembah berhala.

Semenjak itulah para pembesar Quraisy mendeklarasikan penentangan terhadap Rasulullah SAWW dan mulai mengganggu setiap aktivitas dakwahnya.

Selama tiga belas tahun, Rasulullah SAWW menghadapi segala gangguan dan ejekan para pembesar Quraisy dengan tegar dan tidak mundur selangkah pun dari missinya.

Setelah tiga belas tahun berdakwah di Makkah, ia terpaksa harus berhijrah ke Madinah. Pasca hijrah, lahan untuk dakwah Islam tersedia dengan baik meskipun pada periode sepuluh tahun ini musyrikin, munafikin dan kabilah-kabilah Yahudi masih selalu mengganggunya.

Setelah melakukan haji Wada' dan memproklamasikan keimamahan Ali bin Abi Thalib a.s. di Ghadir Khum pada tahun 10 H, ia meninggalkan dunia fana ini pada 28 Shafar 11 H.

b. Akhlak Rasulullah SAWW

Rasulullah SAWW adalah manusia paling sempurna dan penghulu para nabi-nabi terdahulu. Untuk membuktikan keagungannya, kita cukup mengetahui bahwa Allah SWT memanggilnya dalam Al Quran dengan sebutan "wahai Rasul" dan "wahai Nabi". Dan di samping itu, Ia telah menjadikannya panutan bagi seluruh alam semesta. Ia berfirman: "Sungguh telah terdapat budi yang luhur bagi kalian dalam diri Rasulullah". Sungguh beliau memiliki akhlak yang luhur dan sempurna.

Allah berfirman: "Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada di atas puncak budi pekerti yang agung", "Seandainya engkau berperangai kasar dan keras hati, niscaya mereka akan berpaling darimu".

Dengan ini dapat diketahui bahwa salah satu faktor berkembangnya Islam dengan pesat adalah akhlak Rasulullah SAWW yang terpuji. Ia tidak pernah menyia-siakan waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Ketika berdoa ia selalu merintih: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala bentuk pengangguran dan rasa malas". Ia berprinsip untuk selalu menegakkan keadilan. Dalam menjalankan perdagangan ia tidak pernah berbohong dan melaksanakan praktek penipuan, serta mempersulit pembeli. Ia tidak pernah berdebat dengan siapa pun, dan tidak pernah melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain.

Ia memiliki pendirian bahwa kejujuran dan menjaga amanat adalah pondasi utama kehidupan. Ia pernah bersabda: "Dua hal itu (kejujuran dan menjaga amanat) sangat ditekankan oleh para nabi terdahulu".

Ia memiliki statemen bahwa semua anggota masyarakat harus berdiri tegak melawan para lalim dan jangan hanya menjadi penonton.

Ia pernah berpesan: "Bantulah saudaramu, baik ia sebagai zalim atau mazlum". Para sahabat bertanya dengan penuh keheranan: "Kita telah mengetahui bagaimana cara membantu saudara yang dimazlumi. Bagaimana cara membantu saudara yang zalim?" Ia menjawab: "Cegahlah ia jangan sampai berbuat lalim kepada orang lain".

Pembaca yang budiman, kita sekarang sedang hidup di sebuah dunia yang didominasi oleh dekadensi moral dan berkuasanya hawa nafsu. Solusi terbaik -–untuk menanggulangi kondisi tersebut-- adalah kita harus mengkaji kembali sejarah para nabi umumnya, dan sejarah Rasulullah SAWW khususnya yang dipenuhi oleh berbagai pelajaran berharga. Sejarah mereka –-untuk masa sekarang-- adalah sebuah teladan perikemanusiaan yang luhur.

Sejarah telah menunjukkan tiga contoh golongan yang dapat dijadikan pelajaran oleh umat manusia. Mereka adalah para raja dan kaisar, para filsuf dan para nabi. Para nabi a.s. memiliki masa lalu yang layak untuk dijadikan teladan. Kejujuran dan keakraban lebih mendominasi kehidupan mereka dari pada keangkuhan dan kekuasaan. Dari kening-kening mereka terpancar sinar ilahi yang menjadikan mata terbelalak melihatnya, bak sinar matahari pagi yang sejuk dipandang, akan tetapi bak misteri ghaib yang tidak terungkap substansinya.

Mata yang paling sederhana pun dapat melihat sinar tersebut dengan mudah. Akan tetapi, kejeniusan seseorang tidak dapat memecahkan rahasianya dengan mudah.

Jiwa-jiwa yang peka terhadap segala keindahan dan rahasia (spiritual) akan dapat merasakan kehangatannya bagaikan kehangatan cinta dan harapan. Dan hal itu akan didapatkannya di dalam gerak-gerik dan perilaku mereka.

Jiwa mereka dipenuhi oleh ilham dan wahyu yang mengalir dengan tenang di dalamnya. Setiap kali kita menengok sejarah masa lalu, kita akan mendapatkan bahwa umat manusia selalu mencari wajah-wajah sederhana nan menakjubkan itu. Ibrahim, Nuh, Musa dan Isa adalah sekelumit contoh dari mereka. Akan tetapi, bagaimana dengan Muhammad SAWW sebagai penutup para nabi a.s.? Menghadapi orang-orang yang menentangnya, ia hanya membaca ayat-ayat Al Quran, atau ia menerangkan keyakinannya dengan metode yang sederhana dan enggan berdebat. Kehidupannya mengingatkan kita kepada orang agung dan zahid. Ia sangat mencintai kelaparan dan menguji kesabarannya dengan menahan lapar. Kadang-kadang ia sangat merasa lapar dan dengan hanya mengganjalkan batu di perutnya ia berusaha untuk mencegah rasa sakit karenanya.

Menghadapi orang-orang yang selalu menyakitinya, ia selalu memaafkannya dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga mereka malu sendiri.

Suatu hari ketika ia melalui sebuah lorong Madinah, seorang Yahudi menuangkan air di atas kepalanya dari atap rumahnya. Akan tetapi, ia berlalu begitu saja tanpa marah sedikit pun setelah membersihkan diri dan bajunya di sebuah pojok lorong. Di hari yang lain, padahal ia tahu bahwa perlakuan itu akan terulang lagi, ia tetap berjalan di lorong tersebut.

Pada hari berikutnya ketika ia sedang berlalu di lorong tersebut, orang Yahudi itu tidak lagi menuangkan air di atas kepalanya. Ia heran. Dengan tersenyum ia berkata: "Mengapa hari ini ia tidak menyiramkan air lagi?" Penduduk yang bermukim di sekitar lorong itu berkata: "Ia sakit". "Kita harus menjenguknya", tegasnya.

Ketika melihat keakraban dan kecintaan luhur di wajah Muhammad SAWW, orang Yahudi merasa bahwa dirinya adalah sahabat lamanya. Dihadapkan kepada pandangan mata Muhammad SAWW yang penuh cinta dan kasih sayang, ia merasa jiwanya telah tercuci bersih dan kehendak untuk menyakitinya lagi hilang musnah.

Ia sangat rendah hati sehingga bangsa Arab yang congkak dan fanatis tunduk di hadapannya. Kehidupan, perilaku dan akhlaknya mengilhamkan kecintaan, kekuatan, kerelaan, ketegaran, cara berpikir yang tinggi dan keindahan jiwa. Kesederhanaan perilakunya dan kerendahan hatinya tidak mengurangi keteguhan jiwa dan daya tarik spiritualnya. Setiap kalbu akan tunduk di hadapannya. Setiap kali duduk bersama orang lain dalam sebuah pertemuan, ia tampil sebagai sosok yang teragung.

c. Karakter dan Keutamaan Rasulullah SAWW

Salah satu karakter Rasulullah SAWW yang paling menonjol adalah kemenangan tidak menjadikannya bangga --hal ini dapat kita lihat pada peristiwa perang Badar dan pembebasan kota Makkah-- dan kekalahan tidak membuatnya putus asa --hal ini dapat kita lihat pada peristiwa perang Uhud yang tidak membuatnya menggigit jari, bahkan dengan cekatan ia mempersiapkan pasukan baru untuk menghadapi perang Hamra`ul Asad, dan peristiwa pengingkaran perjanjian perdamaian yang dilakukan oleh kaum Yahudi Bani Quraizhah serta bergabungnya mereka dengan pasukan Ahzab.

Karakter lainnya adalah kewaspadaan. Ia selalu mengecek kekuatan musuh dengan seksama dan untuk menghadapinya ia selalu mempersiapkan segalanya.

Karakter lainnya adalah elastisitas yang dibarengi oleh keteguhan pendirian. Pada situasi perang yang tidak menentu, Rasulullah SAWW membuktikan karakter di atas, dan disebabkan oleh perubahan situasi yang sangat cepat tersebut ia selalu mengeluarkan instruksi baru (yang dianggap perlu). Kecekatan dalam mengeluarkan sebuah instruksi --dalam pandangannya-- adalah syarat utama dalam menghadapi problema-problema serius. Ia sangat menekankan menunggalnya sumber instruksi.

Ia memperlakukan kaum dan para pengikutnya dengan tujuan untuk mempererat hubungan dan memperbaiki mereka, dan selalu menanamkan rasa percaya diri dalam diri mereka. Ia selalu mengasihani anak-anak kecil dan menghormati orang-orang dewasa. Ia selalu menggembirakan anak-anak yatim dan mengayomi mereka. Ia selalu berbuat baik terhadap para fakir dan miskin. Terhadap hewan pun ia selalu berbuat kasihan dan melarang orang lain mengganggunya.

Salah satu contoh dari rasa berperikemanusiaan Rasulullah SAWW adalah ketika mengutus pasukan untuk memerangi dengan musuh, ia selalu berpesan untuk tidak menyerang masyarakat sipil.

Ia lebih menyukai untuk berdamai dengan musuh dari pada berperang. (ketika harus berperang) ia berpesan untuk tidak membunuh para lansia dan anak-anak kecil serta tidak menganiaya badan musuh yang telah tak berdaya.

Ketika bangsa Quraisy meminta suaka politik kepadanya, ia tidak memberlakukan boikot ekonomi terhadap mereka, bahkan ia menyepakati import gandum dari Yaman.

Ia menyerukan terealisasikannya sebuah perdamaian dunia dan melarang peperangan kecuali untuk situasi darurat.

Surat-surat yang dikirimnya kepada para raja (yang hidup di masa itu) dihiasi dengan kata-kata salam sejahtera dan ajakan untuk berdamai.

Dalam setiap peperangan Rasulullah SAWW selalu menunjuk lebih dari satu komandan pasukan. Ia menetapkan peraturan-peraturan yang sangat teliti demi mengomando dan memperkuat semangat sebuah pasukan. Ia menggabungkan antara teori politik dan teori militer dan menganggap kepatuhan terhadap komandan pasukan adalah sebuah rahasia bagi kedisiplinan dan ketaatan sebuah pasukan terhadap komandannya. Ia telah berhasil membangun sebuah manajemen dan sistem kemiliteran yang patut ditiru, serta memilih seorang komandan pasukan berdasarkan kelayakan dan wawasannya. Ia menyatukan semua pasukan di bawah kepemimpinannya dan memberikan tugas kepada setiap orang sesuai dengan kemampuannya.

d. Usaha Rasulullah SAWW dalam Membentuk Masyarakat yang Berperikemanusiaan

Keberadaan Rasulullah SAWW adalah sebuah rahmat bagi seluruh umat manusia. Ia tidak pernah membedakan seseorang pun dari kaidah di atas dikarenakan warna kulit dan suku bangsanya. Menurut pandangannya, semua manusia makan dari rezeki yang dianugerahkan oleh Allah.

Rasulullah SAWW mengajak manusia untuk:

Pertama, meningkatkan harkat dan martabat manusia. Ia bersabda: "Semua manusia berasal dari Adam, dan ia berasal dari tanah". Kedua, mengajak berdamai sebelum berperang. Ketiga, memaafkan sebelum membalas, dan Keempat, mempermudah (seseorang) sebelum membalas perbuatannya.

Dari realita di atas dapat kita ketahui bahwa seluruh peperangan yang dilaksanakannya bertujuan untuk merealisasikan tujuan-tujuan insani yang agung dan berlangsung untuk menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang berperikemanusiaan.

Ia memerintahkan kepada seluruh pengikutnya untuk selalu betindak bijaksana, penuh rasa toleransi dan sikap bersahabat dengan semua manusia.

Ia telah menunjukkan bahwa dirinya adalah sebuah rahmat bagi seluruh alam semesta dalam peristiwa pembebasan kota Makkah. Dengan segala kemenangan yang telah digapainya saat itu, ia tetap berbuat baik terhadap para musuhnya dan enggan untuk bertindak balas dendam padahal ia dapat melaksanakannya. Ia memaafkan mereka dengan sabdanya: "Pergilah kalian, karena kalian sekarang telah bebas". Pada perang Dzatur Riqa' ia berhasil menangkap Gauts bin Al-Harits yang telah berusaha beberapa kali untuk membunuhnya. Akan tetapi, ia memaafkannya.

Rasulullah SAWW selalu memperlakukan para tawanan perang dengan penuh toleransi. Ia telah membebaskan sejumlah besar dari mereka dan berpesan kepada pasukannya untuk tidak menyakitinya. Sebagai contoh, pada sebuah peperangan, ia melepaskan tali yang mengikat tangan seorang tawanan perang dengan tangannya sendiri ketika ia mendengarnya mengeluh kesakitan.

e. Rasulullah SAWW Sebagai Seorang Panglima Militer

Rasulullah SAWW memiliki akhlak yang sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas puncak akhlak yang agung".

Akhlak di atas telah membentuknya menjadi seorang panglima militer yang berhasil dalam merealisasikan segala tujuannya dan memenangkannya dalam setiap peperangan.

Ia selalu bertindak asih terhadap semua manusia. Di segala situasi dan kondisi ia selalu bertoleransi terhadap seluruh masyarakat dan para anggota pasukannya. Ia jujur, tepercaya dan selalu memegang teguh janjinya. Ketika marah, ia selalu berusaha untuk menahan kemarahannya dan ketika menang perang, ia selalu memaafkan para musuhnya.

Ia selalu berusaha untuk merealisasikan perdamaian dan hidup bersahabat di antara anggota masyarakat, membersihkan mereka dari segala rasa dengki dan permusuhan, dan memberikan tugas kepada setiap orang sesuai dengan kemampuannya.

Karakter rasional yang telah terpatri dalam dirinya adalah merenung dan memandang jauh ke depan. Dengan melihat kondisi kaumnya kita dapat memahami ia adalah seorang penduduk dunia yang paling berakal. Hal itu dikarenakan dengan kekerasan watak, rasa berbangga diri dan fanatisme suku yang mereka miliki, ia dapat merubah mereka menjadi pembelanya yang setia sehingga mereka berhasil mengibarkan bendera Islam di seantero dunia.

Rasulullah SAWW berhasil menciptakan sebuah metode baru dalam teori peperangan, pemerintahan, manajemen, politik, ekonomi dan sosial.

Di perang Ahzab ia menggali jurang (yang dapat melindungi Madinah dari serbuan musuh), di perang Hudaibiyah ia mengadakan perjanjian perdamaian dengannya yang hasilnya dapat dibuktikan pada masa-masa berikutnya. Begitulah seterusnya di setiap peperangan, ia selalu menggunakan taktik-taktik baru sehingga ia dapat memenangkan peperangan dan musuh menyaksikan kemenangan tersebut dengan penuh keheranan.

Rasulullah SAWW berhasil membentuk sebuah pemerintahan yang hebat sehingga masyarakat dapat menikmati kepemimpinannya dengan melaksanakan segala instruksi dan perintahnya.

Ajakan Rasulullah SAWW kepada Islam berdasarkan kepada perealisasian perdamaian, dan instruksi perang hanya dilakukannya ketika musuh sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Pada hakikatnya, ia hanya ingin menangkal sebuah kekerasan dengan kekerasan yang sama.

Atas dasar ini, seluruh peperangannya --dari awal hingga akhir-- bersandarkan pada satu pondasi yang permanen yang tidak pernah dilupakan oleh pasukannya. Pondasi itu adalah mengajak seluruh umat manusia kepada agama baru, mengadakan perjanjian perdamaian dengan musuh dan mereka harus membayar jizyah atau negara mereka dikuasai oleh tentara Islam, dan mengadakan peperangan dengan orang-orang yang memusuhinya.

f. Kebersihan

Rasulullah SAWW sangat menyukai kebersihan, dan dalam menjaga kebersihan badan ia tidak ada tandingannya.

Di samping melaksanakan tata krama wudhu`, ia selalu mandi pada hari-hari tertentu. Ia menganggap dua hal tersebut adalah ibadah. Ia sering menyuci rambutnya dengan daun Sidir lalu menyisirnya dan memakai minyak wangi. Gamis putih yang menutupi badannya hingga setengah betis selalu tampak bersih. Sebelum dan sesudah makan ia selalu menyuci tangan dan mulutnya, dan enggan untuk memakan sayur-sayuran yang berbau tak sedap. Sisir, celak, gunting dan cermin adalah teman setianya ketika ia mengadakan pepergian. Rumahnya yang sangat sederhana selalu tampak bersih. Ia sangat menekankan sampah-sampah harus dikeluarkan pada siang hari dan ketika malam tiba sampah-sampah itu sudah tidak ada di tempatnya lagi.

Kebersihan badan dan kesucian jiwanya bak dua sejoli yang tak dapat dipisahkan. Ia memerintahkan kepada para pengikutnya untuk membersihkan diri, pakaian dan rumah mereka. Khususnya pada hari Jumat, ia memerintahkan mereka untuk mandi sunah dan memakai wewangian sebelum pergi melaksanakan shalat Jumat.

g. Tata Krama Bergaul

Ketika berada di tengah-tengah masyarakat, ia selalu tersenyum, dan ketika menyendiri, ia selalu bertafakur. Ia tidak pernah memandang seseorang secara terus-menerus. Ia sering melihat ke bawah. Ia sering duduk bersimpuh dan tidak pernah menelonjorkan kakinya di hadapan siapa pun. Ia selalu mengucapkan salam terlebih dahulu, baik kepada para budak maupun anak-anak kecil. Setiap kali ia memasuki sebuah pertemuan, ia memilih duduk di barisan akhir. Ia tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk berdiri menyambut kedatangannya, atau menyerahkan tempat duduknya kepadanya. Ia tidak pernah memotong pembicaraan lawan bicaranya dan ia memperlakukannya sebagai orang yang paling mulia dalam pandangannya. Ia tidak pernah berbicara melebihi kadar yang perlu, ia berbicara dengan tenang dan tidak pernah mengotori lidahnya dengan umpatan dan ejekan. Ia sangat pemalu dan tidak ada orang yang lebih pemalu darinya. Ketika sedang marah terhadap seseorang, yang tampak hanyalah kekesalan di wajahnya, dan ia tidak pernah untuk memprotesnya. Ia selalu menjenguk orang-orang yang sakit dan menghadiri tasyyi' jenazah orang-orang yang meninggal dunia. Ia tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk mencerca atau menjelekkan orang lain kecuali dalam pengadilan.

h. Sifat Pemaaf

Ia tidak pernah menghiraukan kekurang ajaran seseorang terhadap dirinya dan menyimpan rasa dengki --apalagi rasa ingin balas dendam terhadap seseorang-- dalam hatinya. Jiwanya yang agung lebih mengutamakan untuk memaafkan dari pada membalas dendam. Pada peristiwa perang Uhud ketika melihat perlakuan buas dan tidak senonoh terhadap jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib, ia hanya merasa sedih dan tidak melakukan hal serupa terhadap jenazah-jenazah kaum Quraisy. Setelah berhasil menangkap para pelaku tersebut, ia pun tidak bermaksud untuk membalas dendam. Bahkan ia melarang Abu Qatadah Al-Anshari yang ingin mencaci-maki mereka.

Setelah pembebasan benteng Khaibar, sekelompok orang-orang Yahudi yang telah menyerahkan diri mengirimkan makanan beracun untuknya. Ia mengetahui maksud jahat mereka. Akan tetapi, ia tetap membiarkan mereka hidup sebagaimana layaknya manusia hidup. Pada kesempatan yang lain seorang wanita Yahudi juga bermaksud untuk meracuninya. Akan tetapi, ia memaafkannya.

Abdullah bin Ubay, salah seorang tokoh munafikin yang berhasil menyelamatkan diri dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, masih menyimpan rasa permusuhan di dalam hatinya dengannya ketika Rasulullah SAWW berhijrah ke Madinah, dan lewat kerja sama dengan para pemeluk Yahudi penentang Islam, ia masih melakukan tindakan-tindakan oposisi. Rasulullah SAWW tidak hanya tidak mengizinkan para pengikutnya untuk menghabisinya, bahkan ia masih memperlakukannya dengan penuh toleransi dan ketika sakit, ia masih menjenguknya.

Di saat pulang dari perang Tabuk sekelompok munafikin mengadakan rencana untuk meneror Rasulullah SAWW. Mereka ingin melemparkannya dari atas sebuah tebing –-ketika ia melewati sebuah tebing yang terjal-- dengan cara meliarkan kudanya sehingga ia terpental dari pelananya. Meskipun mereka semua mengenakan topeng, Rasulullah SAWW masih mengenal mereka. Para sahabat memaksa untuk mananyakan nama-nama mereka, akan tetapi ia enggan untuk mengekspos nama-nama tersebut dan membalas kelakuan mereka.

i. Tunduk Kepada Undang-undang

Rasulullah SAWW selalu memaafkan setiap orang yang menyakiti dirinya. Akan tetapi, ia tidak pernah memaafkan orang-orang yang melanggar undang-undang. Ia tidak pernah menoleransi siapa pun yang melakukan hal itu. Hal itu dikarenakan undang-undang yang adil dan bijaksana adalah penjamin keamanan kehidupan bermasyarakat dan penegak berdirinya sebuah masyarakat yang kokoh. Tidak mungkin undang-undang dijadikan alat permainan oleh sebagian orang dan kepentingan masyarakat dijadikan korban bagi kepentingan individu.

Pada peristiwa pembebasan kota Makkah, salah seorang wanita dari kabilah Bani Makhzum mencuri dan pencurian yang dilakukannya sudah terbukti. Dengan ini harus dijalankan hukum atas dirinya. Keluarganya yang masih terjangkiti cara berpikir fanatisme kabilah menganggap bahwa dijalankannya hukum atas wanita itu adalah aib besar bagi kabilahnya. Dengan ini mereka sepakat untuk mencegah hukum itu dijalankan. Rasulullah SAWW dengan lantang berkata: "Kaum-kaum sebelum kalian binasa karena mereka pilih kasih dalam menjalankan hukum. Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, dalam menjalankan keadilan aku tidak akan pernah mundur selangkah pun meskipun pelaku kriminalitas itu adalah keluarga dekatku sendiri".

Ia tidak pernah mengistimewakan dirinya sendiri dan tidak menganggap dirinya kebal hukum.

Suatu hari ia pergi ke masjid. Di sela-sela pesan yang disampaikan di mimbar ia bersabda: "Allah bersumpah bahwa pada hari pembalasan Ia tidak akan memaafkan orang yang pernah berbuat zalim. Jika aku pernah menzalimi salah seorang dari kalian, aku siap untuk menerima qishash". Seorang sahabat yang bernama Sawadah bin Qais berdiri seraya berkata: "Wahai Rasulullah, pada suatu hari saat anda pulang dari Tha`if, ketika anda menggerakkan tongkat, tongkat itu mengenai perutku dan perutku merasa sakit karenanya".

"Tidak mungkin aku melakukan itu dengan sengaja. Meskipun demikian, aku siap untuk diqishash", lanjutnya. Lalu ia memerintahkan salah seorang sahabat untuk mengambil tongkat tersebut. Kemudian ia menyerahkan tongkat tersebut kepada Sawadah seraya berkata: "Engkau bisa memukul perutku seperti tongkatku dulu menyentuh perutmu dan ambillah hakmu di dunia ini".

Sahabat itu akhirnya berkata: "Tidak, aku telah memaafkan anda".

"Semoga Allah memaafkanmu", Rasulullah SAWW menimpali.

Begitulah perlakuan seorang pemimpin agama dan pemerintahan dalam rangka menegakkan keadilan sosial dan supremasi hukum.

j. Menghormati Pendapat Umum

Berkenaan dengan masalah yang telah ditentukan hukumnya oleh Al Quran, baik berupa ibadah maupun mu’amalah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan umum, Rasulullah SAWW selalu mengerjakannya dengan tanpa syarat dan tidak pernah memperbolehkan dirinya untuk ikut campur tangan dalam hal itu. Hal itu dikarenakan mengingkari hukum tersebut sama artinya dengan kufur terhadap Allah SWT. “Dan barang siapa tidak menjalankan hukum sesuai dengan ketentuan hukum Allah, maka ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. Akan tetapi, jika masalah tersebut berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan dunia yang hanya bersangkutan dengan kepentingan pribadi seseorang, ia dapat menentukan nasib sendiri dengan pendapat yang ia anggap baik asalkan hal itu masih mubah. Tidak seorang pun berhak mencampuri urusan pribadi orang lain.

Sebaliknya, jika masalah tersebut berhubungan dengan kepentingan sosial masyarakat, ia memberikan hak kepada mereka untuk mengeluarkan pendapat. Meskipun Rasulullah SAWW memiliki kejeniusan yang luar biasa dalam menentukan kemaslahatan melebihi orang lain, akan tetapi beliau tidak pernah memaksakan pendapat kepada orang lain dan ia selalu menghormati pendapatnya. Ia merenungkan pendapat orang lain yang telah dihasilkan lewat musyawarah bersama dan meminta seluruh muslimin untuk memelihara sunnah yang terpuji ini.

Pada peristiwa perang Badar, ia meminta pendapat para sahabat sebanyak tiga kali dalam tiga permasalahan: pertama, apakah mereka harus berperang melawan Quraisy atau kembali ke Madinah dan tidak jadi berperang. Seluruh sahabat memilih untuk berperang dan Rasulullah SAWW setuju dengan itu.

Kedua, dalam menentukan pusat pertahanan muslimin. Dalam hal ini pendapat Hubab bin Mundzir mendapat persetujuannya. Ketiga, dalam menentukan perlakuan yang layak bagi para tawanan perang. Sebagian sahabat berpendapat agar mereka dibunuh saja, dan sebagian yang lain berpendapat agar mereka dibebaskan dengan syarat membayar fidyah. Rasulullah SAWW menyetujui pendapat kedua ini.

Pada peristiwa perang Uhud, Rasulullah SAWW meminta pendapat para sahabat berkenaan dengan taktik perang melawan musuh apakah mereka bertahan di dalam kota dan memperkuat benteng pertahanan atau keluar kota menyongsong musuh dengan tujuan untuk melawan serangan musuh supaya mereka tidak masuk ke dalam kota. Ia memilih pendapat yang kedua.

Pada peristiwa perang Ahzab, Rasulullah SAWW membentuk sebuah badan musyawarah yang membahas apakah pasukan harus ke luar kota atau bertahan di dalam kota. Setelah berlangsung tukar pendapat yang agak lama, akhirnya diputuskan bahwa gunung Sala’ dijadikan benteng pertahanan dari arah belakang dan untuk menghambat gerakan musuh dari depan akan digali sebuah parit (khandaq) yang agak lebar.

Pada peristiwa perang Tabuk, dengan mendekatnya pasukan besar Islam ke perbatasan Syiria, Imperatur Romawi merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri, dan karena tidak percaya penuh kepada kekuatan pasukannya, akhirnya ia membatalkan perang. Menghadapi realita ini Rasulullah SAWW mengadakan musyawarah dengan para sahabat apakah mereka terus mengejar musuh yang sudah ketakutan atau kembali ke Madinah. Mereka lebih memilih untuk kembali ke Madinah.

Kita semua (muslimin) tahu bahwa Rasulullah SAWW terjaga (ma'shum) dari segala dosa dan kesalahan, dan seluruh perilakunya tidak layak untuk diprotes. Meskipun demikian, ia tetap menerima segala kritikan para sahabat dengan lapang dada meskipun kritikan tersebut tidak pada tempatnya. Ia tidak pernah mengikat mereka (dengan menolak kritikan-kritikan mereka), bahkan dengan segala kelembutan ia menjawab kritikan tersebut sehingga mereka terpuaskan dan menyadari akan kekeliruannya. Ia meyakini bahwa Pencipta alam semesta ini telah menganugerakan sarana berpikir, menimbang baik dan buruk dan kemampuan mengkritik kepada semua manusia. Ia menganggap hal itu adalah suatu yang alami dan tidak dikhususkan untuk para pemimpin saja. Dengan ini, bagaimana mungkin setiap orang tidak berhak untuk memiliki semua hak di atas dan harus dicabut darinya? Ia telah menekankan bahwa jika orang-orang atasan melakukan sebuah perbuatan yang bertentangan dengan keadilan, masyarakat harus memprotesnya.

Rasulullah SAWW pernah mengeluarkan instruksi perang kepada sebuah pasukan dan menentukan seorang sahabat Anshar menjadi komandan mereka. Di tengah jalan ia marah terhadap mereka karena sebuah permasalahan. Lalu ia memerintahkan mereka untuk mengumpulkan kayu-kayu kering dan membuat unggun api. Ketika api sudah menyala, ia berteriak: “Apakah Rasulullah tidak memerintahkan kalian untuk menaati segala perintahku?” “Rasulullah memerintahkan hal itu”, jawab mereka singkat. “Sekarang kuperintahkan kalian untuk masuk ke dalam api ini”, jeritnya lantang. Mereka enggan untuk melakukan perintahnya. Ketika Rasulullah SAWW mendengar peristiwa itu ia bersabda: “Jika mereka menaati perintahnya, niscaya mereka akan kekal di dalam api neraka. Perintah seorang komandan wajib ditaati ketika ia mengeluarkan instruksi sesuai dengan hukum”.

Pada peristiwa perang Hunain, Rasulullah SAWW membagi sebagian saham pampasan perang kepada orang yang baru memeluk Islam. Sa’d bin Ubadah dan sekelompok sahabat Anshar yang nota bene telah lama masuk Islam protes terhadap kebijakan itu dan dalam benak mereka bertanya-tanya mengapa Rasulullah lebih mengutamakan mereka dari pada para sahabat terdahulu? Akhirnya ia memerintahkan orang-orang yang protes tersebut berkumpul di suatu tempat. Setelah mereka berkumpul, Rasulullah SAWW menjelaskan dengan lemah-lembut segala faktor yang menyebabkan pampasan perang itu harus dibagi kepada mereka. Setelah mendengar penjelasannya itu mereka semua menangis dan akhirnya mereka minta maaf atas perbuatan yang telah mereka perbuat.

Pada peristiwa yang sama, salah seorang sahabat yang berasal dari kabilah Bani Tamim dan bernama Hurqush memprotes kebijakan tersebut seraya berkata dengan nada bicara yang pedas: "(Wahai Muhammad), berbuatlah dengan adil". Ketika melihat kelancangannya, Umar bin Khattab berkata dengan marah: "Izinkanlah kupenggal lehernya". "Tidak, biarkanlah dia", jawab Rasulullah SAWW singkat. Ia menatap wajahnya seraya berkata dengan penuh kelembutan: "Jika aku tidak bertindak secara adil, siapa yang dapat bertindak dengan adil?"

Pada peristiwa perdamaian Hudaibiyah, Umar bin Khattab memprotes perjanjian yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAWW tersebut. Alasannya mengapa ia menerima perjanjian dengan persyaratan yang tidak adil? Dengan logika dan argumentasi yang jitu, Rasulullah SAWW berhasil memuaskannya.

Dengan metode dan perlakuan di atas Rasulullah SAWW telah menebar rahmat bagi seluruh alam dan mengajarkan cara dan manajemen menjalankan sebuah pemerintahan kepada seluruh penguasa dengan tujuan supaya mereka mengetahui bahwa kedudukan yang mereka miliki adalah kedudukan seorang ayah yang penuh asih, bukan kedudukan seorang pemilik hamba sahaya. Dalam setiap kondisi, mereka hendaknya memikirkan kemaslahatan rakyatnya, bukan memaksakan kehendaknya.

Rasulullah SAWW bersabda: "Aku telah diturunkan kepada umat manusia sebagai orang yang paling utama dari mereka sendiri untuk memikirkan kemaslahatan mereka. Al Quran telah memperkenalkan kedudukanku dalam firmannya: "Nabi (Muhammad) lebih utama (untuk mengurus urusan) mukminin dari pada diri mereka sendiri". Oleh karena itu, jika salah seorang dari kalian meninggal dunia dan meninggalkan harta warisan, maka hartanya tersebut dimiliki oleh para pewarisnya. Dan jika ia masih memiliki hutang atau meninggalkan keluarga yang fakir dan papa, maka aku yang akan menanggung hutangnya dan mengayomi keluarganya". Begitulah keluhuran budi Rasulullah SAWW dan perilakunya sehari-hari.

Rasulullah SAWW seoranglah yang telah mampu mewujudkan segala sesuatu dari nol dan menebarkan akhlak insani di dalam lubuk hati muslimin dalam waktu yang singkat. Dengan perilakunya yang terpuji ia telah berhasil menjadikan kaum Arab yang sombong itu rendah hati, menjadikan para pemaksa menjadi iba hati, menjadikan para pemecah belah para pencetus persatuan, menjadikan orang-orang kafir beriman, menjadikan penyembah berhala bertauhid, menjadikan orang-orang bejat berharga diri, menjadikan para pendengki pemaaf, menjadikan para penganggur cinta pekerjaan, menjadikan orang-orang yang memiliki watak keras pelembut, menjadikan orang-orang kikir pemurah, menjadikan orang-orang bodoh berakal dan membebaskan mereka dari kebodohan dan kesesatan menuju petunjuk dan makrifat.

hadist from Muhammad saww

Di penutup biografi singkat ini kami haturkan kepada pembaca budiman hadis-hadis pilihan yang pernah disabdakan oleh junjungan kita Muhammad SAWW:

1.Keutamaan mencari ilmu

"Barang siapa yang berjalan di atas sebuah jalan dengan tujuan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga ... Keutamaan orang alim atas orang 'abid bak keutamaan bulan atas seluruh bintang di malam purnama".

2.Orang-orang yang mendapat syafa'at

"Empat golongan akan mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat: orang yang menolong Ahlul Baytku, orang yang memenuhi kebutuhan mereka saat mereka butuh, orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya, dan orang yang membela mereka dengan tangannya".

3.Tolak ukur diterimanya amal

"Tidak akan diterima suatu ucapan kecuali jika disertai dengan amal, tidak akan diterima suatu ucapan dan amal kecuali jika disertai dengan niat, dan tidak akan diterima suatu ucapan, amal dan niat kecuali jika sesuai dengan sunnah".

4.Karakter orang-orang yang akan masuk surga

"Maukah kuberitahukan kepada kalian orang-orang yang tidak akan tersentuh api neraka pada hari kiamat?" "Ya", jawab sahabat singkat. Ia melanjutkan sabdanya: "Orang yang teguh pada pendiriannya, selalu berbahagia, lemah-lembut dan tidak mempersulit orang lain".

5.Tanda-tanda orang zalim

"Tanda-tanda orang zalim adalah empat: menzalimi atasannya dengan menentang perintahnya, menguasai bawahannya dengan kekerasan, membenci kebenaran dan melakukan tindak kezaliman dengan terang-terangan".

6.Cabang ilmu agama

"Ilmu itu ada tiga macam: pokok akidah, akhlak dan hukum syari'at. Selain dari tiga ilmu tersebut adalah barang lebih".

7.Fatwa orang yang tidak ahli

"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tidak didasari dengan ilmu pengetahuan, maka ia telah celaka dan mencelakakan orang lain".

8.Puasa sejati

"Orang yang sedang berpuasa selalu berada dalam kondisi ibadah selama ia tidak mengghibah seorang muslim".

9.Keutamaan bulan Ramadhan

"Bulan Ramadhan adalah bulan Allah 'azza wa ajalla, sebuah bulan yang di dalamnya pahala kebaikan akan dilipatgandakan dan kejelekan akan dihapus, bulan yang penuh berkah, bulan untuk kembali (kepada-Nya), bulan untuk bertaubat, bulan pengampunan, bulan pembebasan diri dari api neraka dan bulan kemenangan dengan mendapat surga. Ingatlah, jauhilah segala perbuatan haram pada bulan itu dan perbanyaklah membaca Al Quran".

10.Tanda-tanda orang yang sabar

"Tanda-tanda orang yang sabar ada tiga: pertama, tidak malas, kedua, tidak pernah menyesal (karena kegagalan--pen.), dan ketiga, tidak pernah mengeluh karena ketentuan-Nya (yang telah ditentukan atas dirinya). Karena ketika ia malas, ia telah melenyapkan kebenaran, ketika ia menyesal, ia tidak akan bersyukur dan ketika ia mengeluh (karena ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah atas dirinya), maka ia telah mengingkari-Nya".

11.Penghuni neraka yang paling celaka

"Penduduk neraka akan tersiksa oleh bau busuk orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. Yang paling menyesal di antara penduduk neraka adalah seseorang yang mengajak orang lain kembali kepada Allah lalu ia menerima ajakannya dan menaati-Nya (sepenuh hati), kemudian Allah memasukkannya ke dalam surga dan memasukkan orang yang mengajak tadi ke dalam neraka dikarenakan ia tidak mengamalkan ilmunya".

12.Orang alim penyembah dunia

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Daud a.s. seraya berfirman: "Janganlah kau jadikan seorang alim yang mencintai dunia sebagai penghalang antara Aku dan dirimu, karena ia akan menghalangimu untuk mencapai kecintaan-Ku. Mereka adalah kendala bagi hamba-hamba-Ku. Balasan-Ku paling kecil yang akan Kutimpakan kepada mereka adalah Aku akan mencabut kemanisan bermunajat kepada-Ku dari hati mereka".

13.Hasil sebuah yakin

"Jika kalian meyakini kebaikan dan keburukan akhirat sebagaimana kalian meyakini adanya dunia ini, niscaya kalian akan lebih mengutamakan akhirat".

14.Pertanyaan pertama di hari kiamat

"Pada hari kiamat seorang hamba tidak boleh melangkahkan kakinya kecuali setelah ditanyai tentang lima perkara: untuk apa ia habiskan umurnya, untuk apa ia gunakan keperjakaannya, bagaimana ia mengamalkan ilmunya, dari mana ia mendapatkan harta dan bagaimana menggunakannya, dan tantang kecintaannya kepada kami, Ahlul Bayt".

15.Kerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya

Ketika Rasulullah SAWW menguburkan Sa'd bin Mu'adz dengan rapi, bersabda: "Aku tahu bahwa kuburan pada akhirnya akan ambruk, akan tetapi Allah menyukai seorang hamba ketika ia mengerjakan sesuatu, ia akan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya".

16.Kematian adalah sebuah kesadaran

"Seluruh manusia adalah tidur, dan ketika mati, mereka baru sadar".

17.Amalan yang dapat membantu

"Tujuh hal yang pahalanya tidak akan terputus setelah seorang hamba meninggal dunia: sebatang pohon kurma (setiap pohon berbuah lainnya—pen.) yang ditanamnya, sumur yang digalinya, sungai yang dialirkannya, masjid yang dibangunnya, Al Quran yang ditulisnya, ilmu yang diwariskannya atau anak saleh yang ditinggalkannya dan ia memintakan ampun baginya".

18.Orang-orang yang berbahagia

"Berbahagialah orang yang karena ia sendiri merasa memiliki aib tidak mau mencari-cari aib saudara mukminnya, berbahagialah orang yang menggunakan hartanya dengan tidak berlebih-lebihan, menginfakkan kelebihan hartanya (kepada orang lain), menahan diri dari berbicara lebih dan menghindari perilaku-perilaku yang buruk".

19.Mencintai keluarga Muhammad SAWW

"Barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan syahid, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dengan dosa yang telah terampuni, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan bertaubat, ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia meninggal dunia dalam keadaan mukmin yang sempurna. Ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kebencian kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan kening yang bertulisan 'Orang yang putus dari rahmat Allah', (dan) ingatlah barang siapa meninggal dunia dengan membawa kebencian kepada keluarga Muhammad SAWW, maka ia tidak akan mencium bau harum surga".

20. Balasan bagi suami yang suka mengganggu istrinya dan bagi istri yang suka mengganggu suaminya

"Jika seorang istri menyakiti suaminya dengan lidahnya, maka Allah tidak akan menerima semua amal baiknya meskipun ia berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari kecuali jika ia telah menjadikan hatinya rela. Dan ia adalah orang yang paling dahulu masuk api neraka. Begitu juga suami jika ia menzalimi istrinya".

21.Balasan bagi seorang istri yang tidak mengasihani suaminya

"Jika seorang istri tidak mau menoleransi suaminya dan memaksakannya untuk mengerjakan sesuatu yang berada di luar kemampuannya, maka segala kebaikannya tidak akan diterima dan ia akan berjumpa dengan Allah sedangkan Ia murka terhadapnya".

22.Yang pertama kali dipertanyakan pada hari kiamat

"Yang pertama akan dipertanyakan pada hari kiamat adalah darah yang dikucurkan bukan atas dasar kebenaran".

23.Pahala kekejaman dan kasih sayang

"Di malam Isra` dan Mi'raj aku pergi menjenguk neraka. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita yang sedang disiksa. Aku bertanya tentang dirinya (mengapa ia disiksa sedemikian rupa?). Aku mendengar jawaban: "Ia pernah memelihara seekor kucing. Akan tetapi, ia tidak memberinya makan dan minum serta tidak membiarkannya bebas memakan sisa-sisa makanan yang tercecer di atas tanah". Dan aku pergi menjenguk surga. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita penzina. Lalu aku bertanya (mengapa ia bisa masuk surga?). Aku mendengar jawaban: "Ketika ia sedang melalui sebuah jalan, ia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan. Kemudian ia menjulurkan kainnya ke dalam sebuah sumur dan memeraskan airnya di mulut anjing tersebut hingga ia terbebas dari dahaga. Dengan perbuatannya itu Allah telah mengampuninya".

24.Amalan yang tidak disertai dengan ikhlas

"Pada hari kiamat sebuah suara akan berteriak lantang sehingga semua orang mendengar suaranya: "Di manakah orang-orang yang pernah menyembah manusia? Berdirilah dan ambillah pahala amalan kalian dari orang yang pernah dijadikan tujuan amalan kalian. Karena Aku tidak akan menerima sebuah amalan yang tercampuri oleh dunia dan orang-orang yang hidup di dalamnya".

25.Cinta dunia adalah pembasmi amalan

"Pada hari kiamat akan dihadirkan sekelompok manusia (untuk dihisab) sedangkan amalan-amalan mereka bak gunung Tihamah (baca : banyak cuma tidak berarti). Setelah itu mereka diperintahkan untuk masuk neraka". "Apakah mereka mengerjakan shalat di dunia?", tanya Para sahabat keheranan. Rasulullah SAWW menjawab: "Ya, mereka mengerjakan shalat, berpuasa dan meluangkan waktu pada malam hari untuk beribadah. Akan tetapi, ketika sekelumit urusan dunia menghampiri mereka, mereka merangkulnya tanpa pikir panjang".

26.Anda akan bersama dengan orang yang Anda cintai

"Setiap orang akan selalu bersama dengan orang yang dicintainya".

27.Mencintai Ahlul Bayt a.s.

"Barang siapa yang ingin hidup seperti hidupku, mati seperti matiku dan menempati surga 'Adn yang telah Tuhanku khususkan untukku, maka hendaknya ia berwilayah kepada Ali dan walinya serta mengikuti jejak para imam setelahku. Karena mereka adalah 'itrahku. Mereka diciptakan dari tanah asal ciptaanku. Mereka telah dianugerahi kepahaman dan ilmu yang luas. Celakalah orang-orang yang membohongkan keutamaan mereka dan memutuskan hubungan denganku dengan mencampakkan mereka. Semoga Allah tidak memberikan syafa'atku kepada mereka".

28. Berwilayah kepada Ali a.s. adalah syarat utama terkabulnya sebuah amalan

"Demi Dzat yang telah mengutusku dengan membawa kebenaran, jika seseorang dari kalian membawa amalan sebesar gunung pada hari kiamat, akan tetapi, ia tidak berwilayah kepada Ali bin Thalib a.s., maka Allah akan mencampakkannya ke dalam api neraka".

29.Pahala untuk orang sakit

"Jika seorang muslim sakit, maka Allah akan menulis baginya pahala sebaik pahala yang ia kerjakan pada waktu sehat dan dosa-dosanya akan berguguran bak daun kering berguguran dari pohonnya".

30.Tanggung jawab seorang muslim

"Barang siapa yang memasuki harinya dengan tidak memperdulikan urusan muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang siapa yang mendengar seorang muslim berteriak: 'Wahai muslimin, tolonglah' dan ia tidak menghiraukan teriakannya, maka ia bukanlah orang muslim".

31.Hubungan bangsa Iran dengan Ahlul Bayt a.s.

Para utusan Bazan, seorang raja Yaman yang hidup di bawah lindungan Iran dan ia sendiri adalah berkebangsaan Iran, menghadap Rasulullah SAWW seraya berkata: "Bagaimana masa depan kami wahai Rasulullah?" Rasulullah SAWW menjawab: "Kalian adalah dari kami dan masa depan kalian akan menuju kepada kami". Ibnu Hisyam berkata: Aku pernah mendengar Az-Zuhri berkomentar: "Karena hadis tersebut di atas Rasulullah SAWW bersabda: "Salman dari kami Ahlul Bayt"

32.Khianat yang besar

"Barang siapa yang memimpin muslimin sedangkan ia melihat masih ada orang lain yang lebih utama dari dirinya, maka ia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan muslimin".

33.Nilai Hidayah

Rasulullah SAWW bersabda kepada Imam Ali a.s.: "Jika Allah memberikan hidayah kepada seorang kafir dikarenakan dirimu, hal itu lebih utama dari seluruh isi dunia".

34.Manusia di akhir zaman

"Akan datang suatu masa yang dihuni oleh orang-orang yang batin mereka bejat dan lahiriah mereka tampak indah mempesona. (Mereka berbuat demikian itu) karena rakus terhadap dunia. Mereka –-dengan itu-- tidak akan pernah mengharapkan apa yang ada di sisi Tuhan mereka. Agama mereka adalah riya`, dan mereka tidak memiliki rasa takut sedikit pun. Allah akan mengazab mereka, lalu mereka (akan bersimpuh) memohon (ampunan) bak orang yang tenggelam memohon pertolongan. Akan tetapi, Ia tidak akan mengabulkan permohonan mereka".

35.Sahabat yang paling jujur

"Dunia tidak pernah melihat orang yang paling jujur dari Abu Dzar".

36. Bertanya kepada orang alim dan berbelas asih kepada fakir dan miskin

"Bertanyalah kepada ulama, berbicaralah dengan para hakim dan duduklah bersama fakir dan miskin".

37.Mencium tangan. Tidak!

Salah seorang sahabat ingin untuk mencium tangan Rasulullah SAWW. Ia tidak mengizinkannya melakukan hal itu seraya bersabda: "Perbuatan itu dilakukan oleh bangsa 'Ajam terhadap para raja mereka. Aku bukanlah seorang raja. Akan tetapi, aku orang seperti kalian".

38.Berbuat asih terhadap sesama jenis

"Tidak pernah beriman kepadaku orang yang tidur kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, dan jika penduduk sebuah desa tidur nyenyak sedangkan ada salah seorang dari mereka yang kelaparan, maka Allah tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat".

sayidah Fatimah as

FATHIMAH AZ-ZAHRA` a.s.

a. Biografi Singkat Fathimah Az-Zahra` a.s.

Fathimah Az-Zahra` a.s. adalah putri keempat pasangan Rasulullah SAWW dan Khadijah Al-Kubra. Julukannya antara lain az-zahra`, ash-shiddiiqah, ath-thaahirah, al-mubaarakah, az-zakiah, ar-radhiah, al-mardhiah, al-muhaddatsah dan al-batuul. Mayoritas sejarawan Syi'ah dan Ahlussunnah menetapkan bahwa ia lahir di Makkah pada tanggal 20 Jumadits Tsani 5 H.. Akan tetapi, sebagian yang lain menyatakan bahwa hal itu jatuh pada tahun 3 H, dan kelompok ketiga menetapkannya pada tahun 2 H. Salah seorang sejarawan dan ahli hadis dari kalangan Ahlussunnah menyatakan bahwa kelahirannya jatuh pada tahun 1 H.

Jelas bahwa usaha memperjelas hari kelahiran tokoh-tokoh besar sejarah meskipun dari sudut pandang historis dan riset ilmiah memiliki nilai yang besar, akan tetapi, dari sisi mengenal peran mereka dalam sejarah, hal itu tidak begitu urgen. Yang penting adalah mengetahui peran mereka dalam membentuk masa depan manusia dan sejarah.

Fathimah a.s. dididik di rumah ayahnya, sebuah rumah kenabian dan tempat turunnya wahyu. Rumah tempat kelahiran kelompok pertama yang beriman kepada keesaan Allah dan dengan tegar memegang iman mereka. Rumah itu adalah satu-satunya rumah dari sekian banyak rumah di jazirah Arab yang dari dalamnya berkumandang suara 'Allahu Akbar', dan Fathimah a.s. adalah satu-satunya anak wanita yang mengalami kehangatan semacam itu. Ia berada di rumah itu sendirian dan masa kecilnya ia lalui dengan segala kesendirian. Dua saudarinya, Ruqaiyah dan Ummi Kultsum lebih besar beberapa tahun dari dirinya. Mungkin salah satu rahasia kesendiriannya adalah supaya ia dapat memfokuskan diri terhadap penggemblengan raga dan jiwa.

Setelah menikah dengan Amirul Mukminin Ali a.s., ia dikenal sebagai seorang wanita figur di sepanjang sejarah. Dalam kehidupan berumah tangga ia adalah seorang wanita figur, dan dalam beribadah kepada Allah ia juga dikenal sebagai wanita teladan. Setelah selasai dari semua kewajiban sebagai ibu rumah tangga, ia dengan penuh khusyu' dan rendah hati beribadah kepada Allah serta berdoa untuk kepentingan orang lain.

Imam Shadiq a.s. meriwayatkan dari kakek-kakeknya bahwa Imam Hasan bin Ali a.s. berkata: "Di setiap malam Jumat, ibuku beribadah hingga fajar menyingsing. Ketika ia mengangkat tangannya untuk berdoa, ia selalu berdoa untuk kepentingan orang, dan ia tidak pernah berdoa untuk dirinya sendiri. Suatu hari aku bertanya kepadanya: "Ibu, mengapa Anda tidak pernah berdoa untuk diri Anda sendiri sebagaimana Anda mendoakan orang lain?" "Tetangga harus didahulukan, wahai putraku", jawabnya singkat".

Zikir-zikir setelah shalat wajib yang sering dibacanya telah diriwayatkan dalam referensi-referensi Syi'ah dan Ahlussunnah. Zikir tersebut dikenal dengan sebutan tasbiihaat Fathimah a.s.

Sebelum Rasulullah SAWW meninggal dunia, segala kesulitan hidup yang dialaminya sirna dengan melihat wajah berseri sang ayah. Bertemu dengan sang ayah dapat membasmi semua kepenatan dan menganugerahkan ketenteraman dan kekuatan baru. Akan tetapi, meninggalnya sang ayah, terzaliminya sang suami, hilangnya kebenaran dan –-lebih penting dari semua itu--, penyelewengan-penyelewengan yang terjadi setelah meninggalnya Rasulullah SAWW dalam waktu yang sangat singkat, sangat menyakiti jiwa dan kemudian raga Fathimah a.s. Berdasarkan pembuktian sejarah, sebelum sang ayah meninggal dunia, ia tidak pernah memiliki penyakit raga.

Anda pasti telah mendengar cerita mereka yang datang ke rumah Fathimah a.s. dan ingin membakar rumah dan seluruh isinya. Peristiwa ini dengan sendirinya sudah cukup sebagai peristiwa yang sangat menyakitkannya. Apalagi jika ditambah dengan peristiwa-peristiwa lain.

Putri Rasulullah SAWW terbaring di atas ranjang merintih kesakitan. Para wanita Muhajir dan Anshar mengelilinginya. Ia masih sempat melontarkan ceramah di hadapan mereka. Dan dengan menukil sebagian kecil dari ceramah tersebut, Anda akan memahami betapa ia mengeluh terhadap keadaan masyarakat kala itu yang memancing di air keruh untuk merampas wilayah dari pemiliknya yang sah.

"Demi Allah, jika mereka menyerahkan kepada Ali segala tugas yang telah ditentukan oleh Rasulullah SAWW, ia akan membawa mereka menuju ke jalan yang lurus dan memberikan hak setiap orang kepadanya. Oh, kenapa masa ini dipenuhi oleh hal-hal yang aneh dan permainan datang silih berganti.

Mengapa kaum kalian berbuat demikian? Apa alasan mereka? Mereka adalah para pencinta yang bohong. Akhirnya mereka akan merasakan balasannya.

Mereka telah meninggalkan kepala dan memegang erat ekor. Mereka mencari (baca : mengikuti) orang-orang awam dan enggan bertanya kepada orang-orang alim. Laknat atas orang-orang bodoh dan lalim yang menganggap kelalimannya sebagai sebuah kebajikan".

Pada akhirnya putri Rasulullah SAWW itu mengucapkan selamat tinggal kepada dunia ini dan berjumpa dengan Tuhannya. Imam Ali a.s. menguburkan jasadnya pada malam hari sehingga tidak ada kesempatan bagi Abu Bakar untuk menghadiri penguburannya. Ia meninggal dunia sebagai syahid yang terzalimi.

Berkenaan dengan tanggal syahadahnya, para ahli hadis juga berbeda pendapat. Pendapat yang masyhur adalah 13 Jumadil Ula 11 H., dan pendapat lain menyatakannya jatuh pada tanggal 3 Jumadits Tsani 11 H.

b. Ilmu Fathimah a.s

Fathimah a.s. dari semenjak lahir telah mempelajari ilmu pengetahuan dari sumber wahyu. Rahasia-rahasia ilmu pengetahuan yang dimilikinya adalah hasil diktean sang ayah dan ditulis oleh suaminya tercinta, Imam Ali a.s. Setelah itu, ia mengumpulkannya dalam bentuk sebuah mushaf yang akhirnya dikenal dengan nama Mushaf Fathimah a.s.

c. Mendidik Orang Lain

Dengan menjelaskan hukum dan pengetahuan-pengetahuan Islam, Fathimah a.s. telah berhasil memperkenalkan para wanita pada masa itu dengan kewajiban-kewajiban mereka. Fidhdhah, salah seorang murid dan hasil didikannya selama dua puluh tahun tidak berbicara kecuali Al Quran dan jika ia hendak menerangkan sesuatu, ia menjelaskannya dengan membaca ayat-ayat Al Quran.

Suatu hari seorang wanita menghadap Fathimah a.s. seraya bertanya: "Saya memiliki seorang ibu yang sudah tua dan sering mengerjakan shalat dengan keliru. Ia menyuruhku untuk bertanya kepada Anda berkenaan dengan permasalahan tersebut". Ia pun menjawab pertanyaan tersebut. Wanita itu mengulangi pertanyaan yang sama sebanyak sepuluh dan ia pun menjawab setiap pertanyaannya tersebut. Akhirnya, wanita itu merasa malu dan berkata: "Saya tidak akan mengganggu Anda lagi". Fathimah a.s. menjawab: "Tidak apa-apa. Datanglah kemari dan tanyakanlah segala permasalahanmu. Berapa kali pun engkau bertanya, aku tidak akan marah. Aku pernah mendengar ayahku bersabda: "Pada hari kiamat ulama pengikut kami akan dibangkitkan dan mereka akan dianugerahi kedudukan yang tinggi sesuai dengan kadar ilmu yang mereka miliki. Pahala mereka akan disesuaikan dengan kadar usaha yang telah mereka lakukan dalam memberikan petunjuk kepada hamba-hamba Allah".

d. Ibadah Fathimah a.s.

Fathimah a.s. mengkhususkan sebagian waktu di malam hari untuk beribadah. Karena lamanya berdiri ketika mengerjakan shalat malam, akhirnya kakinya membengkak. Hasan Al-Bashri (wafat 110 H.) pernah berkata: "Tidak ada seorang pun dari umat ini dari segi zuhud, ibadah dan takwa yang melebihi Fathimah a.s.".

e. Sebuah Kalung yang Penuh Berkah

Suatu hari Rasulullah SAWW duduk di masjid dan dikelilingi oleh para sahabat. Tidak lama kemudian seorang tua bangka dengan pakaian compang-camping datang menghampiri mereka. Usia tua dan kelemahan badannya telah merenggut segala kekuatan yang dimilikinya. Rasulullah SAWW menghampirinya seraya bertanya tentang keadaannya. Ia menjawab: "Wahai Rasulullah, aku adalah seorang papa dan lapar, berikanlah aku makanan. Aku telanjang, berikanlah kepadaku pakaian. Aku hidup menderita, tolonglah aku". Rasulullah SAWW menjawab: "Aku sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu). Akan tetapi, orang yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, sebenarnya ia juga memiliki saham dalam kebaikan tersebut".

Setelah berkata demikian, Rasulullah SAWW menyuruhnya untuk pergi ke rumah Fathimah a.s. Ia pergi ke rumahnya dan sesampainya di sana ia menceritakan segala penderitaannya. Ia menjawab: "Aku pun sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu)". Setelah berkata demikian, ia melepas kalung yang dihadiahkan oleh putri Hamzah bin Abdul Muthalib kepadanya dan memberikannya kepada pria tua itu seraya berkata: "Juallah kalung ini, insya-Allah engkau akan dapat memenuhi kebutuhanmu".

Setelah mengambil kalung tersebut pria tua itu pergi ke masjid. Rasulullah SAWW masih duduk bersama para sahabat kala itu. Pria tua itu berkata: "Wahai Rasulullah, Fathimah memberikan kalung ini kepadaku untuk dijual demi memenuhi segala kebutuhanku". Rasulullah terisak menangis. Amar Yasir berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Anda mengizinkan kalung ini kubeli?" "Siapa yang membelinya, semoga Allah tidak mengazabnya", jawab Rasulullah SAWW singkat.

Amar Yasir bertanya kepada pria tua itu: "Berapa kamu mau menjualnya?" "Aku akan menjualnya seharga roti dan daging yang dapat mengenyangkanku, pakaian yang dapat menutupi badanku dan 10 Dinar sebagai bekalku pulang menuju rumahku", jawabnya pendek.

Amar Yasir berkata: "Kubeli kalung ini dengan harga 20 Dinar emas, makanan, pakaian dan kuda (sebagai tungganganmu pulang)". Ia membawa pria tua itu ke rumahnya, lalu diberinya makan, pakaian, kuda dan 20 Dinar emas yang telah disepakatinya. Setelah mengharumkan kalung tersebut dengan minyak wangi dan membungkusnya dengan kain, ia berkata kepada budaknya: "Berikanlah bungkusan ini kepada Rasulullah, dan aku juga menghadiahkanmu kepada beliau".

Rasulullah SAWW akhirnya menghadiahkan kalung dan budak tersebut kepada Fathimah a.s. Fathimah a.s. mengambil kalung tersebut dan berkata kepada budak itu: "Aku bebaskan engkau di jalan Allah". Budak itu tersenyum. Fathimah a.s. menanyakan mengapa ia tersenyum. Ia menjawab: "Wahai putri Rasulullah, kalung ini yang membuatku tersenyum. Ia telah mengenyangkan orang yang kelaparan, memberikan pakaian kepada orang-orang yang tak berpakaian, menjadikan orang fakir kaya, memberikan tunggangan kepada orang yang tidak punya tunggangan, membebaskan budak dan akhirnya ia kembali pemilik aslinya".

f. Peranan Fathimah a.s. dalam Peperangan-peperangan di Awal Munculnya Islam

Selama sepuluh tahun Rasulullah SAWW memerintah di Madinah, telah terjadi sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan peperangan (ghazwah) dan tiga puluh lima hingga sembilan puluh sariyah. Ghazwah adalah sebuah peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAWW, sedangkan sariyah adalah sebuah peperangan yang tidak langsung dipimpin olehnya. Akan tetapi, ia mengutus sebuah pasukan yang dipimpin oleh salah seorang sahabat yang telah ditunjuk olehnya. Kadang-kadang karena jarak yang amat panjang antara Madinah dan medan perang, mereka harus meninggalkan kota pusat Islam selama kurang lebih dua atau tiga bulan. Selama hidup berumah tangga dengan Fathimah Az-Zahra` a.s., Imam Ali a.s. banyak melalui waktu-waktunya di medan jihad atau di medan tabligh. Selama suaminya tercinta tidak berada di rumah, Fathimah a.s. mengambil alih tugas mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka. Dan tugas ini dilaksanakannya dengan baik sehingga suaminya sebagai seorang prajurit Islam dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna.

Selama masa-masa genting itu, Fathimah a.s. selalu membantu para keluarga prajurit dan syuhada Islam dan turut menghibur mereka. Dan kadang-kadang ia juga mengobati luka-luka yang dialami oleh keluarganya.

Pada peristiwa perang Uhud, Fathimah a.s. turut menghadiri peperangan tersebut bersama wanita-wanita yang lain. Di perang ini, Rasulullah SAWW luka parah dan Imam Ali a.s. juga mengalami luka yang tidak kalah parahnya. Fathimah a.s. mencuci darah dari wajah sang ayah dan Imam Ali a.s. yang menuangkan air dengan perisainya. Ketika melihat darah di wajahnya tidak kunjung berhenti mengalir, Fathimah a.s. mengambil setangkai pelepah kurma lalu dibakarnya. Setelah menjadi abu, ia melumurkan abu tersebut di atas luka sang ayah supaya darahnya berhenti mengalir. Rasulullah SAWW dan Imam Ali a.s. menyerahkan pedang mereka kepada Fathimah a.s. untuk dicuci.

Di perang ini Hamzah meneguk cawan syahadah. Setelah perang usai, Shafiah, saudari Hamzah bersama Fathimah a.s. duduk bersimpuh di sisi jenazah Hamzah yang sudah terkoyak-koyak sambil menangis. Rasulullah SAWW juga turut serta menangis seraya berkata kepada Hamzah: "Tidak ada musibah yang pernah kami alami seperti musibah yang telah menimpamu". Setelah itu ia berkata kepada mereka berdua: "Kabar gembira buat kalian. Baru saja malaikat Jibril membawa berita bahwa di tujuh langit Hamzah sudah dikenal sebagai singa Allah dan Rasul-Nya".

Setelah perang Uhud usai, selama Fathimah a.s. hidup ia selalu pergi berziarah ke kuburan syuhada Uhud setiap hari sebanyak dua atau tiga kali.

Di perang Khandaq, Fathimah a.s. mengantarkan sepotong roti kepada Rasulullah SAWW. Rasulullah SAWW bertanya: "Apa ini?" "Aku memasak roti. Hatiku tidak tenang sebelum mengantarkan roti ini kepadamu", jawabnya. "Ini adalah makanan pertama yang kusantap setelah tiga hari kelaparan", kata Rasulullah SAWW.

Di perang Mu`tah, Ja'far bin Abi Thalib meneguk cawan syahadah. Rasulullah SAWW pergi ke rumahnya untuk menjenguk keluarganya. Setelah itu, ia pergi ke rumah Fathimah a.s. Ia menangis terisak. Rasulullah SAWW bersabda: "Menangislah untuk orang-orang seperti Ja'far. Sediakanlah makanan untuk keluarganya. Karena mereka pada hari-hari ini telah lupa kepada diri mereka sendiri".

Pada peristiwa pembebasan kota Makkah, Fathimah a.s. juga ikut hadir secara aktif. Ummi Hani`, saudari Imam Ali a.s. bercerita: Pada peristiwa pembebasan kota Makkah, aku melindungi dua orang dari kerabat suamiku yang masih musyrik di rumahku. Dan hingga kini mereka masih berada di rumahku. Tiba-tiba dengan menunggangi kuda dan berpakaian besi lengkap, Ali a.s. tiba di rumahku dan menghampiri mereka. Aku memisah dan berdiri di tengah-tengah mereka seraya berkata: "Jika engkau ingin membunuh mereka, engkau harus membunuhku terlebih dahulu". Ali a.s. keluar dari rumahku. Hampir saja ia membunuh kedua orang tersebut. Aku pergi menemui Rasulullah SAWW di kemahnya yang berada di Bathha`. Tapi aku tidak menjumpainya. Akhirnya aku melihat Fathimah a.s. dan kuceritakan semua yang sudah terjadi. Ternyata ia lebih tegas dari suaminya. Ia berkata kepadaku dengan penuh keheranan: "Apakah engkau masih melindungi musyrikin?" Pada saat itu Rasulullah SAWW tiba dan aku memintakan suaka politik darinya untuk mereka. Ia menyetujuinya. Setelah itu ia menyuruh Fathimah a.s. untuk menyediakan air dan kemudian ia mandi.

Di bulan Ramadhan 10 H., Imam Ali a.s. mendapat perintah dari Rasulullah SAWW untuk bertabligh ke Yaman dengan membawa pasukan yang berjumlah tiga ratus penunggang kuda. Instruksi tersebut dapat ia laksanakan dengan baik dan banyak sekali penduduk Yaman yang memeluk agama Islam. Ia menyampaikan segala kegiatannya di Yaman melalui surat. Pada sebuah kesempatan Rasulullah SAWW menjawab bahwa untuk melaksanakan ibadah haji ia harus secepatnya sampai di Makkah. Dan pembawa surat Rasulullah SAWW itu kembali bersama Imam Ali a.s.

Di bulan Dzul Qa'dah tahun itu juga Rasulullah SAWW mengumumkan kepada penduduk Madinah dan kabilah-kabilah yang berdekatan bahwa ia ingin melaksanakan haji. Dengan demikian mereka telah mempersiapkan diri untuk melakukan kewajiban agung tersebut.

Rasulullah SAWW berangkat dari Madinah pada tanggal 25 Dzul Qa'dah 10 H. dan memulai ihram dari Dzul Hulaifah. Semua istrinya pada kesempatan ini ikut serta bersamanya. Fathimah a.s. juga tidak mau ketinggalan. Setelah tiga bulan melaksanakan tugas, Imam Ali a.s. berhasil sampai di Makkah untuk melaksanakan haji dan melihat istrinya tercinta saat itu juga. Setelah melaksanakan kewajiban haji yang dikenal dengan haji wada', di tengah perjalanan pulang ke Madinah tepatnya di daerah yang bernama Ghadir Khum Rasulullah SAWW memproklamasikan keimamahan Imam Ali a.s. atas dasar perintah Allah. Dengan kehadiran Fathimah a.s. di haji wada', dapat disimpulkan bahwa ia juga menghadiri pelantikan Ghadir Khum.

g. Fathimah Az-Zahra` a.s. di masa-masa terakhir Kehidupan Rasulullah SAWW

Di akhir-akhir umurnya penyakit Rasulullah SAWW bertambah parah. Di sisi sang ayah, Fathimah a.s. menatap wajah ayahnya yang bercahaya dan mengalirkan keringat dingin. Sambil menangis ia menatap ayahnya. Sang ayah tidak tega melihat putrinya menangis dan gelisah. Akhirnya sang ayah membisikkan sebuah ucapan di telinganya sehingga ia tenang dan tersenyum. Senyumnya pada masa-masa krisis seperti itu terlihat sangat aneh. Mereka bertanya kepadanya: "Rahasia apakah yang telah ia ucapkan?" Ia hanya menjawab: "Selama ayahku hidup aku akan bungkam seribu bahasa". Setelah Rasulullah SAWW meninggal dunia, ia membongkar rahasia itu. Fathimah a.s. berkata: "Ayahku mengatakan kepadaku bahwa engkau adalah orang pertama dari Ahlul Baytku yang akan menyusulku. Oleh karena itu, aku bahagia".

Pada kesempatan ini kami haturkan ucapan-ucapan suci pilihan yang pernah diucapkan oleh Fathimah a.s. dan telah diriwayatkan oleh Syi'ah dan Ahlussunnah. Dengan mengambil ilham dari ucapan-ucapan suci tersebut diharapkan cahaya hikmah akan terpancar dalam lubuk kalbu kita dan akan menjadi penerang jalan bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari:

1. Kedudukan Ahlul Bayt a.s. di sisi Allah

"Panjatkanlah puja kepada Dzat yang karena keagungan dan cahaya-Nya seluruh penduduk langit dan bumi mencari perantara untuk menuju kepada-Nya. Kami adalah perantara-Nya di antara makhluk-Nya, kami adalah orang-orang keistimewaan-Nya dan tempat menyimpan kesucian-Nya, kami adalah hujjah-Nya berkenaan dengan rahasia ghaib-Nya, dan kami adalah pewaris para nabi-Nya".

2. Segala yang memabukkan adalah haram

Rasulullah SAWW pernah bersabda kepadaku: "Wahai kekasih ayahnya, segala yang memabukkan adalah haram, dan segala yang memabukkan adalah khamar".

3. Wanita terbaik

"Yang baik bagi wanita, hendaknya ia tidak melihat laki-laki dan laki-laki tidak melihatnya".

4. Hasil ibadah yang disertai ikhlas

"Orang yang menghadiahkan kepada Allah ibadahnya yang murni, maka Ia akan menurunkan kepadanya kemaslahatannya yang terbaik".

5. Kemurkaan Fathimah a.s. terhadap dua khalifah

Ia berkata kepada Khalifah pertama dan kedua: "Jika aku membacakan hadis dari Rasulullah SAWW apakah kalian akan mengamalkannya?"

"Ya", jawab mereka singkat.

Ia melanjutkan: "Demi Allah, apakah kalian tidak pernah mendengar Rasulullah SAWW bersabda: "Kerelaan Fathimah adalah kerelaanku dan kemurkaannya kemurkaanku. Barang siapa mencintai Fathimah putriku, maka ia telah mencintaiku, barang siapa yang membuatnya rela, maka ia telah membuatku rela, dan barang siapa membuatnya murka, maka ia telah membuatku murka"?

"Ya, kami pernah mendengarnya dari Rasulullah SAWW", jawab mereka pendek.

"Kujadikan Allah dan malaikat sebagai saksiku bahwa kalian berdua telah membuatku murka. Jika aku kelak berjumpa dengan Rasulullah, niscaya aku akan mengadukan kalian kepadanya", lanjutnya.

6. Umat yang paling buruk

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Umatku yang terburuk adalah mereka yang berlimpahan nikmat, makan makanan yang berwarna-warni, memakai pakaian yang beraneka ragam dan mengucapkan segala yang diinginkan".

7. Kapan seorang wanita lebih kepada Allah?

Fathimah a.s. bercerita: Rasulullah SAWW pernah bertanya kepada para sahabat mengenai wanita apakah dia?

"(Wanita adalah) sebuah rahasia (yang harus dijaga)", jawab mereka pendek.

"Kapankah ia lebih dekat kepada Tuhannya?", tanya Rasulullah SAWW kembali.

Mereka tidak dapat menjawab. Ketika ia (Fathimah a.s.) mendengar hal itu, spontan ia menjawab: "Ketika ia berada di dalam rumahnya".

"Fathimah a.s. adalah penggalan tubuhku", sabda Rasulullah SAWW menimpali.

8. Buah mengirimkan shalawat kepada Fathimah a.s.

Fathimah a.s. berkata: Rasulullah SAWW pernah berkata kepadaku: "Wahai Fathimah, barang siapa bershalawat kepadamu, maka Allah akan mengampuni (dosa-dosanya) dan mengumpulkannya denganku di surga".

9. Ali a.s. adalah seorang panutan dan pemimpin

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Barang siapa yang menganggap aku sebagai walinya, maka Ali adalah walinya, dan barang siapa yang menganggap aku sebagai imamnya, maka Ali adalah imamnya".

10. Hijab Fathimah a.s.

Suatu hari Rasulullah SAWW bertamu ke rumah Fathimah a.s. dengan membawa seorang buta. Ia langsung menutup dirinya dengan hijab supaya tidak dilihat oleh orang tersebut. Rasulullah SAWW langsung bertanya: "Mengapa engkau menutupi dirimu dengan hijab padahal ia tidak dapat melihatmu?"

"Jika ia tidak dapat melihatku, aku yang dapat melihatnya. Ia dapat mencium aroma badanku", jawabnya.

"Aku bersaksi bahwa engkau adalah pengalan tubuhku", jawab Rasulullah SAWW menimpali.

11. Sebuah konsep hidup yang sempurna

Fathimah a.s. berkata: (Pada suatu malam) Rasulullah SAWW pernah bertamu ke rumahku dan aku sudah naik ke ranjang untuk tidur malam. Ia berpesan: "Wahai Fathimah, janganlah engkau tidur kecuali setelah melakukan empat hal: mengkhatamkan Al Quran, menjadikan para nabi a.s. sebagai pemberi syafaatmu, menjadikan mukminin rela terhadap dirimu dan melaksanakan haji dan umrah".

Setelah berkata demikian, ia langsung melaksanakan shalat. Aku sabar menunggunya hingga ia menyelesaikan shalatnya. Setelah menyelesaikan shalatnya, aku bertanya: "Wahai Rasulullah, engkau memerintahkanku untuk melaksanakan empat hal yang tidak mungkin dapat kukerjakan dalam kondisi seperti ini?"

Ia tersenyum seraya berkata: "Jika engkau membaca 'qul huwallaahu ahad' (maksudnya membaca surah al-ikhlash -- pen.) sebanyak tiga kali, maka kamu telah mengkhatamkan Al Quran, jika engkau bershalawat kepadaku dan kepada para nabi sebelumku, maka kami akan memberikan syafaat kepadamu pada hari kiamat, jika engkau beristigfar untuk mukminin, maka mereka akan rela terhadapmu, dan jika engkau membaca 'subhaanallaah wal hamdulillaah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar' engkau telah mengerjakan haji dan umrah".

12.Kerelaan suami

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Celakalah seorang istri yang membuat suaminya marah dan kabar gembira bagi seorang istri yang suaminya rela terhadapnya".

13.Manfaat cincin akik

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Barang siapa yang selalu memakai cincin akik, maka ia akan selalu melihat kebaikan".

14.Ali a.s. adalah pemecah problema yang terbaik

Fathimah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW pernah bercerita: Sekelompok malaikat pernah bertengkar tentang suatu masalah. Kemudian mereka meminta seorang penengah dari bangsa manusia. Allah mewahyukan kepada mereka agar memilih siapa yang mereka sukai. Akhirnya mereka memilih Ali bin Abi Thalib a.s.

15.Wanita penghuni neraka

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bercerita tentang pengalamannya setelah melihat penduduk neraka: "Wahai putriku, wanita yang digantung dengan rambutnya itu adalah wanita yang tidak menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki, wanita yang digantung dengan lidahnya adalah wanita yang suka mengganggu suaminya. Adapun wanita yang berkepala babi dan berbadan keledai adalah wanita yang suka mengadu domba dan pembohong, dan wanita yang berbadan anjing adalah wanita penyanyi dan penghasut".

16.Syarat-syarat orang yang berpuasa

"Orang yang sedang menjalankan puasa jika tidak menjaga mulut, telinga, mata dan seluruh anggota badannya, maka ia tidak termasuk kategori orang yang berpuasa".

17.Muslim pertama dan yang paling alim

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Suamimu adalah orang yang paling alim, orang yang pertama masuk Islam dan orang yang paling penyabar".

18.Menolong keturunan Rasulullah SAWW

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Jika seseorang pernah menolong seorang dari keturunanku dan ia belum membalasnya, maka aku yang akan membalasnya".

19.Ali a.s. dan para pengikutnya

Fathimah a.s. berkata: "Ayahku melihat Ali a.s. seraya berkata: "Orang ini dan para pengikutnya adalah penghuni surga".

20.Para pengikut Ali a.s. di hari kiamat

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Wahai Abal Hasan, engkau dan para pengikutmu adalah penghuni surga".

21.Al Quran dan 'itrah dalam ucapan Rasulullah SAWW

Fathimah a.s. bercerita: Aku pernah mendengar ayahku berpesan ketika ia sedang menunggu ajal tiba dan kamarnya dipenuhi oleh para sahabat: "Wahai manusia, tidak lama lagi aku harus pergi meninggalkan kalian dan sebelum ini telah kusampaikan sebuah pesan sebagai hujjah terakhir bagi kalian. Ingatlah baik-baik, aku tinggalkan bagi kalian kitab Tuhanku dan Ahlul Baytku". Kemudian mengangkat tangan Ali a.s. seraya berseru: "Inilah Ali. Ia akan selalu bersama Al Quran dan Al Quran juga akan selalu bersamanya. Keduanya tidak akan pernah berpisah hingga mereka datang menghadapku di telaga surga. Oleh karena itu, aku akan menanyakan kalian bagaimana kalian memperlakukan keduanya".

22.Mencuci Tangan

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Janganlah menyalahkan kecuali dirinya sendiri orang yang hendak tidur malam sedangkan tangannya masih berlumuran debu".

23.Balasan bagi orang yang selalu berwajah ceria

"Selalu berwajah ceria akan membawa seseorang masuk surga".

24.Konsekuensi berumah tangga

"Wahai Rasulullah, tanganku telah mengapal karena setiap hari aku harus membuat tepung dan membuat adonan roti".

25.Bahaya kikir

Fathimah a.s. berkata: Rasulullah pernah berpesan kepadaku: "Jauhilah sifat kikir, karena kikir adalah sebuah penyakit yang tidak akan menjangkiti orang dermawan. Jauhilah sifat kikir, karena sifat kikir adalah sebuah pohon di neraka yang ranting-rantingnya menjulur ke dunia. Barang siapa yang berpegang teguh kepada sebatang rantingnya (di dunia), maka tangkai tersebut akan menyeretnya ke dalam neraka".

26.Pahala kedermawanan

Fathimah a.s. berkata: Rasulullah SAWW pernah berpesan kepadaku: "Peganglah sifat kedermawanan, karena sifat itu adalah sebuah pohon di surga yang ranting-rantingnya menjulang ke bumi. Barang siapa yang berpegangan dengan sebatang tangkainya (di dunia), maka tangkai tersebut akan menuntunnya menuju surga".

27.Pahala mengucapkan salam kepada Rasulullah SAWW dan Fathimah a.s.

Fathimah a.s. berkata: Rasulullah SAWW pernah bersabda kepadaku: "Barang siapa yang mengucapkan salam kepadaku dan kepadamu selama tiga hari berturut-turut, maka ia berhak mendapatkan surga".

28.Senyum yang penuh rahasia

Aisyah bercerita: Ketika Rasulullah SAWW sedang sakit parah, ia memanggil putrinya seraya membisikkan sesuatu di telinganya. Fathimah a.s. menangis. Kemudian ia membisikkan sesuatu untuk kedua kalinya. Fathimah a.s. tersenyum. Setelah itu aku bertanya kepadanya tentang hal itu. Ia menjawab: "Tangisku karena Rasulullah SAWW memberitahu kepadaku bahwa ia akan segara meninggal dunia, dan senyumku karena ia memberitahu kepadaku bahwa aku adalah orang pertama yang akan menyusulnya".

29.Rasulullah SAWW adalah ayah bagi keturunan Fathimah a.s.

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menjadikan setiap keturunan yang berasal dari seorang ibu sebagai keluarga yang berhubungan nasab langsung dengannya kecuali keturunan Fathimah. Karena aku adalah wali mereka (dan nasab mereka menyambung kepadaku)".

30.Kebahagiaan sejati

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Jibril mewahyukan kepadaku bahwa orang yang sesungguhnya bahagia adalah orang yang mencintai Ali, baik pada masa hidupku maupun setelah wafatku".

31.Rasulullah SAWW dan Ahlul Bayt a.s.

Fathimah a.s. bercerita: Suatu hari aku bertamu ke rumah Rasulullah SAWW. Ia membentangkan sehelai kain seraya berkata kepadaku: "Duduklah di atasnya". Tak lama kemudian Hasan masuk. Rasulullah SAWW berkata kepadanya: "Duduklah bersama ibumu". Selang beberapa waktu Husein masuk. Ia berkata kepadanya: "Duduklah bersama mereka berdua". Kemudian Ali masuk. Ia berkata kepadanya: "Duduklah bersama mereka". Setelah itu Rasulullah SAWW melipat kain tersebut sehingga menutupi kami seraya berkata: "Mereka adalah dariku dan aku dari mereka. Ya Allah, ridhailah mereka sebagaimana aku ridha atas mereka".

32.Doa Rasulullah SAWW ketika masuk dan keluar dari masjid

Ketika masuk masjid, Rasulullah SAWW selalu membaca doa "Bismillaah, allaahumma shalli 'alaa Muhammad waghfir dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatik", dan ketika keluar dari masjid, ia membaca doa "Bismillaah, allaahumma shalli 'alaa Muhammad waghfir dzunubii waftah lii abwaba fadhlik".

33.Keutamaan waktu antara fajar hingga matahari terbit

Fathimah a.s. bercerita: Suatu pagi Rasulullah lewat di sampingku ketika aku sedang berbaring hendak tidur pagi. Ia menggerakkanku dengan kakinya seraya berkata: "Wahai putriku, bangunlah, saksikanlah rezeki Tuhanmu dan janganlah engkau termasukdalam golongan orang-orang yang lupa. Karena Allah akan membagi rezeki manusia di antara waktu fajar dan matahari terbit".

34.Orang sakit berada di bawah lindungan Allah

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Ketika seorang hamba sakit, Allah mewahyukan kepada para malaikat: "Bebaskanlah dia dari taklif selama ia menjadi tanggungan-Ku. Karena Akulah yang menahannya (dengan jalan menyakitkannya) sehingga Aku mencabut nyawanya atau menyembuhkannya". Ayahku sering berkata: "Allah mewahyukan kepada para malaikat: "Tulislah bagi hamba-Ku ini sebanyak pahala amalan yang dikerjakannya pada waktu ia sehat".

35.Menghormati orang lain

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Orang yang baik di antara kalian adalah orang yang paling luwes bergaul dengan orang-orang sekitarnya dan yang paling pengertian terhadap istrinya".

36.Pahala membebaskan budak

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Barang siapa yang membebaskan seorang budak mukmin, maka ia akan terbebaskan dari api neraka".

37.Waktu terkabulnya doa

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Pada hari Jumat terdapat sebuah waktu yang jika seorang hamba berdoa demi kebaikan di dalamnya, niscaya Allah akan mengabulkannya. (Waktu itu) adalah menjelang matahari terbenam".

38.Meremehkan shalat

Fathimah a.s. berkata: Aku pernah bertanya kepada ayahku berkenaan dengan orang yang meremehkan shalat, baik laki-laki maupun wanita. Ia bersabda: "Barang siapa yang meremehkan shalat, baik laki-laki maupun wanita, Allah akan menimpakan atasnya lima belas macam bala:

1. Allah akan menghilangkan berkah dari umurnya.

2. Allah akan menghilangkan berkah dari rezekinya.

3. Allah akan memusnahkan tanda-tanda orang saleh dari wajahnya.

4. Setiap amalan yang diamalkannya tidak akan diberi pahala.

5. Doanya tidak akan naik ke langit (baca : tidak dikabulkan).

6. Doa orang-orang saleh tidak akan meliputinya.

7. Ia akan meninggal dunia terhina.

8. Ia akan meninggal dunia kelaparan.

9. Ia akan meninggal dunia kehausan. Seandainya ia minum seluruh air sungai yang berada di dunia ini, niscaya dahaganya tidak akan sirna.

10. Allah akan mengutus malaikat yang siap menakut-nakutinya di dalam kubur.

11. Kuburannya akan terasa sempit dan hanya kegelapan yang akan menyelimutinya.

Allah akan mengutus malaikat yang akan menyeretnya dalam keadaan tengkurap dengan disaksikan oleh para makhluk (yang lain).

13. Ia akan dihisab dengan hisab yang berat.

14. Allah tidak akan sudi melihat wajahnya (baca : berpaling darinya), dan

15. Allah tidak akan menyucikannya, dan baginya siksaan yang pedih".

39.Kekalahan para lalim

Fathimah a.s. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Jika dua pasukan yang zalim saling berperang, Allah akan membiarkan mereka dan tidak penting bagi-Nya pasukan mana yang akan menang. Dan jika dua pasukan zalim saling berperang, maka kekalahan akan dialami oleh pasukan yang terzalim".

40.Cuplikan khotbah Fathimah a.s.

Fathimah a.s. pernah melantunkan sebuah khotbah terkenalnya di masjid yang cuplikannya adalah sebagai berikut: "Allah menciptakan iman demi menyucikan kalian dari kemusyrikan, mewajibkan shalat demi membersihkan kalian dari sifat congkak, mewajibkan zakat demi menyucikan jiwa dan menambah rezeki, mewajibkan puasa demi memperkokoh ikhlas (dalam jiwa kalian), mewajibkan haji demi memperkokoh agama, menganjurkan (bertindak) adil demi mematri kalbu, mewajibkan taat kepada kami demi teraturnya masyarakat, memproklamirkan keimamahan kami demi menjaga umat dari berpecah-belah, mewajibkan jihad demi memuliakan Islam, menganjurkan kesabaran demi membantu mendapatkan pahala, mewajibkan amar ma'ruf demi menjaga kemaslahatan umum, memerintahkan berbuat baik kepada orang tua demi menghindari kemurkaan-Nya, menganjurkan silaturahmi demi memperbanyak jumlah saudara, mewajibkan qishash demi menjaga pertumpahan darah, mewajibkan melaksanakan nazar demi memperoleh pengampunan, mewajibkan menyempurnakan timbangan demi mengikis habis sifat curang dalam jual beli, melarang meminum khamar demi membersihkan (umat) dari kekotoran (jiwa), melarang menuduh (orang lain) demi menghindarkan dari laknat, melarang mencuri demi mewujudkan harga diri, mengharamkan kemusyrikan demi terwujudnya ikhlas (dan pengakuan) terhadap ketuhanan-Nya. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dengan sesungguhnya, janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim dan taatilah Dia sesuai dengan perintah dan larangan-Nya, karena hanya orang-orang alim yang akan takut kepada-Nya".

Rabu, 02 April 2008

imam Ali in husain as

Imam Ali Zainal Abidin a.s.

. Biografi Singkat Imam Zainal Abidin As-Sajjad a.s.

Imam Ali bin Husein a.s. yang lebih dikenal dengan julukan as-sajjad dan zauinal abidin dilahirkan di Madinah pada tanggal 15 Jumadil Ula 38 H. atau 5 Sya'ban 38 H. Dan pada tanggal 12 atau 25 Muharam 95 H. ia diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik dan meneguk cawan syahadah pada usia 56 tahun. Ia dikuburkan di Baqi', Madinah.

Ibu Imam Ali As-Sajjad adalah Ghazalah yang berasal dari kota Sanad atau Sajistan. Dan ia juga dikenal dengan nama Salafah atau Salamah. Akan tetapi, sebagian sumber sejarah menyatakan bahwa namanya adalah Shahr-banuweh, Shah-zanan, Shahr-naz, Jahan-Banuweh dan Khuleh.

Imam Ali Zainal Abidin a.s. hidup pada masa paling kritis yang pernah dialami oleh Ahlul Bayt a.s. Ia hidup sezaman dengan memuncaknya penyelewengan setelah Rasulullah SAWW wafat.

Imam Ali Zainal Abidin a.s. dilahirkan tiga tahun sebelum syahadah Imam Ali a.s. Ketika ia lahir, kakeknya sedang sibuk menghadapi perang Jamal. Setelah itu ia selalu menemani ayah tercintanya dalam setiap pergolakan negara.

Imam Sajjad a.s. memainkan peran yang sangat menentukan dalam menggalangkan kekuatan masyarakat untuk membenci Bani Umaiyah dan memberontak melawan mereka. Setiap kali mendapatkan kesempatan untuk itu, ia tidak pernah membuang-buang kesempatan. Dengan penuh hati-hati, ia selalu mengawasi semua program pemerintahan masa itu. Untuk mengenalkan masyarakat (dengan segala problema yang terjadi di masyarakat) ia memilih metode doa. Di dalam doa-doanya ia mengungkapkan dan menafsirkan segala problema yang sedang menimpa masyarakat kala itu. Shahifah Sajjadiah yang dikenal dengan Zabur Ahlul Bayt a.s. adalah sebuah peninggalan berharga dunia Islam yang sangat mendapat perhatian seluruh ulama setelah Al Quran dan Nahjul Balaghah.

Salah satu peninggalan berharga Imam Sajjad a.s. lainnya adalah buku kecil yang berisi masalah-masalah pendidikan dan etika. Peninggalan ini dikenal dengan nama Risalatul Huquq. Dalam buku kecil ini yang memuat lima puluh satu hak, ia menerangkan tugas-tugas manusia, baik di hadapan Tuhannya, dirinya dan orang lain.

. Kepedulian Imam Sajjad a.s. terhadap Fakir dan Miskin

Salah satu khidmat besar kepada masyarakat yang pernah dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin a.s. adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir dan miskin serta hamba sahaya. Diriwayatkan bahwa ia membiayai kehidupan seratus keluarga miskin. Sebagian penduduk Madinah selalu menerima bahan pangan pada malam hari dan mereka pergunakan untuk menjalankan kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahan pangan tersebut berasal dari mana. Setelah Imam Sajjad a.s. meninggal dunia, baru mereka mengetahui siapa yang memberi bahan pangan kepada mereka setiap malam.

Imam Ali Zainal Abidin a.s. setiap malam memikul goni-goni yang penuh dengan bahan pangan dan roti lalu ia membagikannya kepada para fakir dan miskin seraya berbisik kepada dirinya: "Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah". Setelah ia meninggal dunia, penduduk Madinah berkata: "kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia".

Di sepanjang tahun karena seringnya ia memikul bahan-bahan pangan, bahunya mengapal. Ketika ia dimandikan, bahunya yang mengapal itu menarik perhatian khalayak ramai.

Ali bin Thawus dalam kitab Iqbaalul A'maal ketika menjelaskan amalan-amalan bulan Ramadhan berkata: "Ali bin Husein a.s. di malam terakhir bulan Ramadhan membebaskan dua puluh orang budak seraya berkata: "Aku ingin Allah melihatku membebaskan budak-budakku sehingga Ia akan membebaskanku dari api neraka kelak di hari kebangkitan ".

Pada kesempatan ini, kami akan mengajak para pembaca yang budiman untuk menelaah hadis-hadis yang pernah diucapkannya selama ia hidup.

1.Jiwa yang mulia

"Barang siapa memiliki jiwa yang mulia, maka dunia akan hina dalam pandangannya".

2.Dunia bukan tolak ukur nilai

"Sangat berbahaya bagi seseorang ketika ia tidak melihat dunia sebagai suatu bahaya bagi dirinya".

3.Menghindari berkata bohong

"Jauhilah berkata bohong, baik untuk hal sepele maupun untuk hal yang besar, baik serius maupun bergurau. Karena seseorang jika ia telah berani berbohong untuk hal-hal kecil, ia akan berani untuk berbohong untuk hal yang besar".

4.Sahabat tidak baik

"Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang pembohong, karena ia akan mendekatkan kepadamu suatu yang jauh dan menjauhkan dalam pandanganmu sesuatu yang dekat. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang fasik, karena ia akan memperjual-belikanmu dengan sesuap nasi atau lebih sedikit dari itu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang kikir, karena ia akan meninggalkanmu ketika engkau merasa membutuhkan bantuannya. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang tolol, karena --menurut kata hatinya-- ia ingin membantumu, akan tetapi malahan ia melakukan sesuatu yang membahayakanmu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang memutus tali silaturahmi, karena aku melihatnya terlaknat di dalam kitab Allah".

5.Jangan berbicara kecuali diperlukan

"Sesungguhnya pengetahuan dan kesempurnaan agama seorang muslim (dapat dilihat ketika) ia meninggalkan setiap ucapan yang tidak penting, jarang berdebat, sabar dan berakhlak yang terpuji".

6.Introspeksi diri dan mengingat hari kiamat

"Wahai anak Adam, kebaikan akan selalu bersamamu selama engkau memiliki penasihat dari dalam dirimu, mengintrospeksi diri, rasa takut (kepada Allah) menjadi syiarmu dan bertindak hati-hati menjadi bagian dari hidupmu. Wahai anak Adam, engkau akan mati, dibangkitkan dan disidang di hadapan Allah azza wa jalla. Oleh karena itu, persiapkanlah jawaban untuk-Nya".

7.Hasil doa

"Seorang mukmin ketika berdoa akan mendapatkan salah satu dari tiga hal ini: doa itu akan disimpan untuknya di akhirat, dikabulkan saat itu juga atau satu bala` yang akan menimpanya dijauhkan darinya".

8.Faktor-faktor keselamatan

"Tiga hal yang dapat menyelamatkan seorang mukmin: menutup mulut untuk tidak mengghibah orang lain, menyibukkan diri dengan segala sesuatu yang bermanfaat bagi akhirat dan dunianya, dan banyak menangis karena mengenang kesalahan-kesalahannya".

9.Rindu surga

"Barang siapa yang rindu kepada surga, ia akan bergegas mengerjakan kebajikan dan mengekang hawa nafsunya, dan barang siapa yang takut siksa neraka, ia akan bergegas untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tidak mengerjakan kembali hal-hal yang haram".

10.Pahala melihat

"Seorang mukmin yang melihat wajah saudara seimannya karena ia mencintainya adalah ibadah".

11.Harga diri dan doa

"Sesuatu yang paling disukai oleh Allah setelah mengenal-Nya adalah menjaga perut dan kemaluan, dan sesuatu yang paling dicintainya adalah doa seorang hamba kepada-Nya".

12.Menerima permintaan maaf orang lain

"Jika seseorang mencelamu dari sebelah kananmu, lalu ia berpindah mencela dari samping kirimu, kemudian ia meminta maaf kepadamu, maka terimalah permintaan maafnya".

13.Hak Allah atas hamba-Nya

"Hak Allah yang paling besar adalah hendaknya engkau menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya. Jika engkau telah melaksanakannya dengan penuh ikhlas, Dia telah berjanji kepada diri-Nya untuk mencukupi segala urusan dunia dan akhiratmu serta menjaga segala yang kau cintai".

14.Hak ayah atas anak

"Hak seorang ayah adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia adalah asal-muasalmu dan engkau adalah cabangnya (baca : keturunannya). Jika ia tidak ada, niscaya engkau pun tidak akan pernah ada. Oleh karena itu, jika engkau melihat dalam dirimu sesuatu yang membuatmu bahagia, ketahuilah bahwa ayahmu adalah asal nikmat tersebut, bersyukurlah kepada Allah dan berterima kasihlah kepada ayahmu karena itu".

15.Taat kepada Allah adalah segalanya

"Dahulukanlah menaati Allah dan orang-orang yang diwajibkan oleh-Nya untuk menaati mereka atas segala urusan".

16.Hak ibu atas anak

"Hak ibumu adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia telah:

- mengandungmu,

- memberimu makan dari buah hatinya ketika tidak seorang pun siap untuk melakukan hal itu, dan

- menjagamu dengan telinga, mata, tangan, kaki, rambut, kulit dan seluruh anggota badannya.

Ia melakukan itu semua dengan penuh bahagia, gembira, dan rela menanggung segala derita dan susah-payah yang ada di dalamnya sehingga engkau lahir di dunia. Ia rela engkau kenyang meskipun ia sendiri kelaparan, engkau berpakaian meskipun ia sendiri telanjang, engkau tidak kehausan meskipun ia sendiri menahan dahaga, dan engkau bernaung meskipun ia sendiri kepanasan. Ia rela menyediakan kehidupan berlimpah nikmat bagimu dengan segala kesusahan yang dideritanya dan menidurkanmu meskipun ia harus berjaga sepanjang malam. Perutnya adalah tempat wujudmu, buiannya adalah tempatmu bermanja-manja, susunya adalah penebus dahagamu, dan jiwanya adalah tempat kamu berlindung. Ia rela menahan panas dan dinginnya dunia demi kamu dan untukmu. Dengan demikian, bersyukurlah kepadanya atas semua itu, dan engkau tidak akan dapat melakukan itu kecuali dengan pertolongan dan taufik dari Allah".

17.Anjuran mencari ilmu

"Jika seluruh manusia mengetahui keistimewaan yang tersembunyi di balik mencari ilmu, niscaya mereka akan mencarinya meskipun dengan mencurahkan darah dan menantang ombak".

18.Nilai duduk bersama orang-orang saleh

"Duduk bersama orang-orang saleh akan mengajak kepada kebajikan dan tata krama ulama dapat menambah akal".

19.Dosa penghambat doa

"Dosa-dosa yang menghambat terkabulnya doa adalah jeleknya niat, kotornya hati, bersikap munafik terhadap saudara seiman, tidak yakin dengan diterimanya doa, mengakhirkan shalat wajib hingga waktunya habis, tidak mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik dan sedekah, mencela dan mempergunakan kata-kata yang tidak senonoh dalam ucapan".

20.Lebih mementingkan yang fana

"Sangatlah aneh seseorang yang beramal untuk dunia yang fana ini dan tidak memperdulikan dunia yang kekal".

21.Akibat menuduh

"Barang siapa yang menuduh orang lain dengan aib yang dimilikinya, maka ia akan dituduh dengan aib yang tidak pernah dimilikinya".

22.Dunia adalah perantara, bukan tujuan

"Para wali Allah tidak pernah melelahkan diri di dunia untuk kepentingan dunia. Akan tetapi, mereka melakukan itu untuk kepentingan akhirat".

23.Aku berlindung kepada Allah!

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tamak, kemarahan, kedengkian, ... dan kebejatan memimpin atas orang-orang yang berada di bawah wilayah kami".

24.Menjauhlah dari mereka!

"Hati-hatilah, jangan bersahabat dengan orang-orang yang berlumuran maksiat, jangan membantu orang-orang zalim, dan jangan mendekati orang-orang fasik. Hati-hatilah akan fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka".

25.Akibat menentang wali Allah

"Ketahuilah bahwa barang siapa yang menentang wali-wali Allah, memeluk selain agama-Nya dan ingin pendapatnya selalu diikuti, bukan perintah wali-Nya, maka ia akan masuk ke dalam neraka yang membara".

26.Takut dan malulah!

"Takutlah kepada Allah karena kekuasaan-Nya atas dirimu dan malulah kepada-Nya karena ia dekat darimu".

27.Buah terbaik

"Setiap sesuatu memiliki buah, dan buah untuk telinga adalah ucapan yang baik".

28.Faedah diam

"Tidak mengganggu orang lain dapat dilakukan dengan meninggalkan ucapan yang tidak senonoh. Cegahlah ucapanmu dengan diam, karena setiap ucapan memiliki intonasi beraneka ragam yang membahayakan. Oleh karena itu, waspadalah terhadap orang yang tolol".

29.Jujur dan menepati janji

"Kunci yang terbaik bagi setiap urusan adalah kejujuran, dan amalan penutup yang terbaik baginya adalah menepati janji".

30.Ghibah

"Jauhilah hibah, karena ghibah adalah makanan anjing neraka".

31.Si mulia dan si hina

"Orang yang mulia akan bahagia dengan derma yang diberikannya dan orang yang hina akan berbangga dengan hartanya"

32.Pahala berbuat baik

"Barang siapa yang memberi pakaian kepada seorang mukmin, maka Allah akan memberikan kepadanya pakaian dari surga".

33.Akhlak seorang mukmin

"Di antara akhlak seorang mukmin adalah ia akan berinfak sesuai dengan kadar kemiskinannya, memperbanyak (infak) sesuai kekayaan yang dimilikinya, memahami orang lain dan mengucapkan salam terlebih dahulu kepadanya".

34.Tentang afiat

"Sesungguhnya aku tidak suka seseorang selalu nyaman hidup di dunia dan tidak pernah ditimpa satu musibah pun".

35.Pahala dan azab yang paling cepat tiba

"Pahala kebaikan yang paling cepat diberikan adalah berbuat kebajikan dan azab yang paling cepat tiba adalah bertindak lalim".

36.Doa adalah pencegah bala`

"Sesungguhnya doa dapat mencegah bala` meskipun bala` itu sudah ditentukan dengan pasti, dan doa dapat mencegah bala`, baik yang sudah turun maupun belum turun".